Populasi Nahdliyin Tembus 56,9%, Ini Agenda NU di Tahun Politik
JAKARTA, businessnews.co.id – Pidato Mustasyar PBNU, KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus, dalam pembukaan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama (NU) di PP Al-Munawwir, Yogyakarta, Senin (29/1), menjadi sorotan publik.
Gus Mus menekankan pentingnya fokus NU pada memperbaiki kinerja dan memenangkan Indonesia, bukan terjebak pada pemenangan calon presiden.
“Urusannya NU itu memperbaiki kinerja, memenangkan Indonesia, bukan memenangkan capres,” ujar Gus Mus.
Pernyataan Gus Mus disambut positif oleh masyarakat, baik warga NU maupun di luar NU. Respons positif tergambar melalui berbagai platform media konvensional dan media sosial, yang membagikan berita, video, dan meme pernyataan Gus Mus dengan tonalitas dan interaksi yang sangat positif.
Gus Mus menegaskan bahwa NU tidak terlibat secara aktif dalam politik praktis, sesuai dengan kebijakan PBNU yang menonaktifkan pengurus NU yang terlibat sebagai tim pemenangan calon presiden-wakil presiden.
Pidato Gus Mus juga menjadi peringatan bagi jamiyyah NU untuk tetap berpegang pada garis perjuangan NU, yang fokus berkhidmat pada Indonesia.
Agenda NU di Tahun Politik
Dalam konteks politik menjelang Pemilu 2024, Gus Mus menyoroti agenda NU yang tidak hanya terpaku pada urusan politik pemilihan, melainkan juga pada upaya memacu kinerja dan mengawal kemenangan Indonesia.
Seperti diketahui, NU sebagai organisasi kemasyarakatan, menyadari mandatnya untuk memberikan pendampingan dan advokasi kepada masyarakat demi mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia, sesuai dengan amanat konstitusi.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) mencatat bahwa populasi warga NU (nahdliyin) pada tahun 2023 mencapai angka 56,9% dari populasi masyarakat Indonesia. Peningkatan ini lebih dari dua kali lipat dibandingkan 18 tahun sebelumnya. Gus Mus menggarisbawahi bahwa peningkatan jumlah nahdliyin mencerminkan penerimaan yang baik terhadap model dakwah NU di kalangan muslim Indonesia.
Meskipun populasi nahdliyin meningkat, data juga menggambarkan tantangan sosial yang dihadapi warga NU, terutama terkait dengan hak dasar seperti ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. NU, sebagai organisasi, diharapkan dapat menjawab tantangan ini dengan komitmen kuat, bekerja kolaboratif dengan berbagai pihak, dan tetap berpegang pada nilai-nilai organisasi serta politik moderasi.
Pada akhirnya, Gus Mus menekankan bahwa kemenangan Indonesia bukan hanya terletak pada kemenangan pasangan calon dalam pemilu, tetapi juga lahir dari rakyat yang berdaulat dengan pemenuhan kehidupan yang lebih baik dan sejahtera, baik secara lahir maupun batin.
Comments are closed.