Jakarta, BusinessNews Indonesia- Pemerintah Jepang telah mengalokasikan $ 2 miliar untuk pendanaan penelitian vaksin dalam upaya memastikan negaranya lebih siap menghadapi pandemi di masa depan, menurut Nature yang dikutip dari engadget.com pada Senin (26/09).
Jepang tertinggal di belakang negara lain tidak hanya dalam mengembangkan vaksin, tetapi juga dalam menyetujui mereka dalam hal Covid-19. Seperti yang ditunjukkan oleh publikasi, tiga kandidat vaksin Covid-19 paling canggih di Jepang masih menjalani uji klinis.
Maka dari itu, untuk mencegah pengulangan, negara tersebut mendirikan Pusat Strategis Penelitian dan Pengembangan Vaksin Lanjutan Biomedis untuk Kesiapsiagaan dan Respon (SCARDA) pada bulan Maret.
Pusat penelitian pusat SCARDA akan berbasis di Tokyo, tetapi akan didukung oleh empat lembaga inti, yaitu Universitas Osaka, Universitas Nagasaki, Universitas Hokkaido, dan Universitas Chiba. Pendanaan $ 2 miliar seharusnya tetap berjalan selama lima tahun.
$1,2 miliar akan digunakan untuk proyek penelitian dan pengembangan vaksin pusat, sementara $400 juta akan dihabiskan untuk mendukung perusahaan rintisan dalam pengembangan obat. $400 juta lainnya akan digunakan untuk mendirikan jaringan pusat penelitian di seluruh negeri, serta untuk pengujian vaksin.
SCARDA awalnya akan fokus pada pengembangan vaksin untuk delapan penyakit menular, termasuk Covid-19, monkeypox, SARS, dengue, dan virus Zika. Para penelitinya juga akan melihat berbagai jenis teknologi vaksin, seperti mRNA dan vektor virus. Pusat tersebut bertujuan menemukan benih untuk vaksin masa depan.
Tetapi tujuan utamanya adalah untuk dapat menyulap tes diagnostik, vaksin, dan perawatan dalam waktu 100 hari setelah identifikasi patogen yang berpotensi menjadi pandemi. (DAF)
Comments are closed.