Jakarta, BusinessNews Indonesia – Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) tengah merancang reaktor nuklir generasi keempat berupa High Temperature Gas Reactor (HTGR). Rancangan ini merupakan reaktor berpendingin gas yang dinilai lebih aman dibandingkan yang digunakan Jepang untuk PLTN Fukushima.
“Kejadian Fukusihima itu akibat pelelehan bahan bakar. Reaktor generasi keempat ini sudah dijamin tidak akan terjadi pelelehan bahan bakar atau terasnya.” tutur Geni Rina Sunaryo, peneliti senior Batan, dikutip dari Republika (6/6).
Reaktor generasi keempat ini, kata dia, menggunakan gas untuk dijadikan pendinginnya. Sedangkan reaktor generasi ketiga yang digunakan PLTN Fukushima Jepang berbasis air sebagai pendinginnya.
“Kejadian Fukushima tidak akan terjadi kalau kita membangun tipe HTGR.” imbuhnya.
Baca juga: Cadangan Migas Indonesia Bertambah 91.83 Juta Barel Ekuivalen
HTGR atau reaktor generasi keempat, jelasnya, lebih unggul dibanding generasi ketiga. Disamping menghasilkan listrik, reaktor ini turut menghasilkan panas untuk mendukung operasional industri kimia. Selain itu, panas yang dihasilkan energi nuklir dapat digunakan untuk menginisiasi industri seperti produksi gas hidrogen.
“Panas yang dihasilkan mencapai 1.000 derajat Celsius. Ini bisa diaplikasikan untuk industri gas hidrogen, smelter mineral sebelum diolah dan pengolahan tanah jarang.” Jelasnya.
Sementara itu, Djarot Sulistio Wisnubroto, peneliti Batan lainnya, mengungkapkan bahwa salah satu solusi mengurangi emisi karbon adalah melalui Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
“PLTN menjadi salah satu solusi karena energi nuklir memberikan emisi karbon yang sangat rendah dibanding minyak, batu bara atau gas. Bahkan, dibanding beberapa renewable Energy.” tuturnya.
Baca juga: Wujudkan Indonesia Jadi Produsen dan Eksportir Produk Halal Terbesar Dunia
Indonesia sendiri berkomitmen menekan emisi karbon dioksida dengan target tinggi, yaitu 29 persen pada 2030. Berdasarkan riset Asosiasi Nuklir Dunia (World Nuclear Association), energi nuklir menghasilkan emisi karbon setara dengan energi tenaga angin.
Untuk diketahui, energi nuklir menghasilkan 12 gram emisi CO2 per-kWh dari listrik yang dihasilkan. Sedangkan batu bara menghasilkan 820 gram emisi CO2 per-kwh. (W/ZA)
Comments are closed.