Menlu Retno Ingatkan Setiap Negara Tak Bermental Country First
BusinessNews Indonesia – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi, mengatakan bahwa tak seorang pun yang merasa aman dalam kondisi di tengah pandemi seperti saat ini. Maka dari itu, dia mengingatkan agar setiap negara tak egois untuk mendahulukan negaranya dengan tidak adil.
Retno turut menggaris bawahi apa yang diungkapkan sekjen Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang menyoroti penyebaran vaksinasi Covid-19 yang sangat tidak merata dan tidak adil.
Seperti dikutip dari Beritasatu.com (25/2), di tengah terbatasnya jumlah vaksin justru beberapa negara maju memesan vaksin secara berlebihan, yaitu sebanyak lima kali lipat dari total populasinya dengan tujuan mengamankan alokasi vaksin.
“Kehadiran vaksin merupakan kemajuan lain yang menggembirakan, namun mentalitas my country first (negara saya lebih dulu) atau nasionalisme vaksin untuk mengamankan vaksin juga terus meningkat,” kritik Retno dalam acara Konferensi Internasional yang digelar Ikatan Keluarga Alumni Universitas Padjajaran (IKA Unpad), Rabu (24/2).
Baca juga: Masyarakat Indonesia Mulai Migrasi ke Cashless, Jumlahnya Tertinggi Se-Asean
Retno menerangkan bahwa sejauh ini 75 persen ketersediaan vaksin Covid-19 di dunia hanya dikuasai oleh 10 negara.
“Sebanyak 130 negara bahkan belum memulai vaksinasi dan hanya enam negara Afrika yang telah memulai program vaksinasi,” kata dia.
Selain itu, ia turut menyampaikan keprihatinannya karena sejumlah kawasan dan negara menerapkan pembatasan ekspor vaksin. Padahal WHO telah menyebutkan bahwa upaya menghentikan pandemi hanya bisa dilakukan ketika minimal 70 persen populasi dunia telah memiliki imunitas.
“Tapi dengan laju dua miliar dosis per tahun saat ini, itu membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memvaksinasi populasi global,” ucapnya.
Di sisi lain, Menlu menyoroti bahwasanya studi ICC Research Foundation mengungkapkan bahwa ekonomi global akan kehilangan US$ 9,2 triliun (Rp 26.757 triliun) ketika gagal memastikan akses vaksin kepada negara ekonomi berkembang.
Namun, Retno mengapresiasi kerjasama global dimana per 21 Februari terjadi penurunan kasus sebanyak 16 persen atau 500.000 kasus secara global dibanding pekan sebelumnya dan tingkat kematian global turun 10 persen dibandingkan minggu lalu.
“Beberapa negara telah meningkatkan komitmen finansial untuk memperkuat multilateralisme vaksin dan mendukung pendanaan fasilitas Covax yang sangat dibutuhkan, sedangkan negara-negara lain juga berkomitmen untuk membagi surplus vaksin kepada negara berkembang,” ungkapnya. (W/ZA)
Baca juga: IHSG Diproyeksi Menguat Pada Perdagangan Hari Ini
Comments are closed.