NCC 2024

BPS: Inflasi Juni Capai 0,61 Persen, Cabai Jadi Penyumbang Terbesar

Jakarta, Businessnews.co.id – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,61 persen secara bulanan (mtm) pada Juni 2022 atau adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 110,42 pada Mei menjadi 111,09.

“Inflasi Juni 2022 secara bulanan sebesar 0,61 persen atau terjadi peningkatan IHK dari 110,42 pada Mei 2022 menjadi 111,09,” kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberi andil terbesar sebesar 0,47 persen atau terjadi inflasi 1,77 persen (month to month atau mtm). Komoditas yang menyebabkan kelompok ini menjadi penyumbang terbesar inflasi Juni adalah cabai merah dengan andil 0,24 persen

“Kenaikan harga cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah ini terjadi karena faktor cuaca atau turun hujan yang cukup lebat di beberapa sentra produksi yang menyebabkan gagal panen sehingga supply terganggu,” kata Margo, dikutip dari Antara.

Kelompok pengeluaran transportasi memberikan andil 0,04 persen pada inflasi Juni 2022 secara bulanan karena kenaikan tarif angkutan udara yang berandil hingga 0,03 persen.

“Kenaikan tarif angkutan udara disebabkan oleh kenaikan harga avtur yang mana pemerintah mengizinkan dilakukan penyesuaian harga. Di samping itu, ada kenaikan permintaan akibat pelonggaran syarat perjalanan,” ucapnya.

Adapun inflasi secara tahunan (year on year atau yoy) tercatat sebesar 4,35 persen atau menjadi inflasi yang tertinggi sejak Juni 2019 dengan inflasi 4,37 persen (yoy).

“Kalau dilihat, andil terbesarnya adalah makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi 8,26 persen (yoy). Komoditas yang dominan memberikan andil pada inflasi adalah minyak goreng, cabai merah, bawang merah, dan rokok kretek filter,” katanya.

Kelompok pengeluaran transportasi secara tahunan mengalami inflasi 5,45 persen dengan komoditas yang dominan menyumbang inflasi ialah tarif angkutan udara dan bensin.

“Selanjutnya kelompok yang memberikan andil kepada inflasi cukup besar secara tahunan adalah peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 4,77 persen (yoy) dengan komoditas dominan sabun detergen dan upah asisten rumah tangga,” ucapnya.

Ia mengatakan dari 90 kota IHK terdapat 85 kota yang mengalami inflasi pada Juni 2022 dan lima kota mengalami deflasi.

Dari 87 kota yang mengalami inflasi, inflasi tertinggi terjadi di Gunung Sitoli dengan inflasi 2,72 persen yang disebabkan oleh inflasi cabai merah dengan andil 1,42 persen, cabai rawit 0,28 persen, dan bawang merah 0,27 persen.

Margo melanjutkan, jika inflasi bulanan dilihat berdasarkan komponen, harga bergejolak menjadi penyumbang terbesar inflasi, dengan andil 0,44 (mtm) karena kenaikan harga cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah.

Komponen inti memberikan andil ke inflasi Juni sebesar 0,12 persen (mtm) karena kenaikan upah asisten rumah tangga, sabun detergen baik bubuk maupun cair, dan kontrak rumah.

Selanjutnya, kelompok harga diatur pemerintah berandil pada inflasi Juni 2022 hingga 0,05 persen, karena kenaikan tarif angkutan udara dan rokok kretek filter.

“Sementara itu pemerintah di Juli 2022 akan menaikkan tarif listrik. Ini juga dapat mempunyai potensi untuk memacu inflasi pada Juli yang besarnya akan kita lihat di rilis bulan depan,” ucapnya.

Baca Juga: Dibuka Melemah, IHSG dan Rupiah Dibayangi Inflasi dan Ancaman Resesi

Comments are closed.