NCC 2024

Rakernas IG, BIG Tingkatkan Literasi Geospasial

Jakarta, Businessnews – Badan Informasi Geospasial (BIG) menggelar Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial (Rakornas IG) tahun 2023 di Jakarta pada Senin (20/3/2023). Rakornas IG 2023 mengusung tema “Implementasi Integrasi Geospasial Statistik untuk Akselerasi Pembangunan Nasional.”

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyampaikan bahwa dengan adanya geospasial statistik maka data-data statistik menjadi lebih berbunyi ketika diletakkan atau ditempatkan di koordinat geospasial yang pas.

“Informasi geospasial bukan hanya mengenai spasial saja, tetapi juga ada populasi, persoalan apa yang ada di daerah tersebut, bagaimana cara intervensi yang sudah pernah dilakukan, bagaimana perkembangannya dan seterusnya. Ini pentingnya informasi geospasial,” kata Suharso di sela-sela pembukaan Rakornas IG.

“Mudah-mudahan dengan menjadi geospasial statistik dan selesainya Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek), saya kira kita akan memperoleh data yang lebih pas dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran untuk pelaksanaan pembangunan ke depan,” imbuhnya.

Kepala BIG Muh Aris Marfai menyampaikan bahwa BIG terus berupaya terus untuk meningkatkan literasi geospasial agar pemahaman geospasial ini menjadi lebih baik. Sebab informasi geospasial merupakan salah satu data yang berperan penting dalam perencanaan pembangunan nasional.

BIG dalam waktu dekat akan segera menyelesaikan ketersediaan infomasi geospasial dasar (IGD) terutama skala besar agar bisa menjadi platform bersama dalam berbagai proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan baik di tingkat nasional maupun daerah.

“Kita mengintegrasikan data-data dalam satu kesatuan yang disebut dengan Satu Data Indonesia. Kita sudah mengawali dengan statistik. BPS bersama BIG sudah menyusun bagaimana agar data spasial dan statistik bisa terintegrasi dengan baik,” tutur Aris.

“Sehingga yang kita sebut by name by address dan juga by coordinates bisa terwujud. Itu menjadi platform yang sangat kuat dalam kita melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan,” imbuhnya.

Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS, Imam Machdi menjelaskan bahwa dari sisi statistik, pihaknya akan mempertajam bagaimana masyarakat, pemerintah dan para pengguna data itu bisa memahami data dengan lebih paripurna.

“Statistik hanyalah berbicara angka dan itu perlu dilengkapi dengan dimensi yang lain yaitu dimensi geospasial. Termasuk juga dimensi waktu,” terangnya.

Imam menjelaskan, saat ini pemerintah sedang menginisiasi pendataan Registrasi Sosial Ekonomi. Harapannya data yang tersedia akan bisa dimaknai dengan lebih tajam lagi sesuai dengan posisinya atau letaknya dari setiap individu/rumah tanggga yang didata termasuk informasi kewilayahan.

“Ini menjadi sangat penting bagi pemerintah untuk bisa melakukan berbagai integrasi kebijakan di bidang perlindungan sosial, termasuk juga pemberdayaan masyarakat. Pada hari ini, kita akan memperkuat kerjasama yang lebih erat lagi antara BIG dan BPS untuk melakukan integrasi geospasial dan statistik,” ungkapnya.

Menurut Imam, geospasial statistik telah menjadi tren di tingkat global. Statistik dan geospasial diintegrasikan untuk bisa memberikan manfaat yang lebih luas di dalam berbagai kebijakan pemerintah.

Sementara itu, Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik (IGT) BIG Antonius Bambang Wijanarto menekankan urgensi penyelenggaraan IGT serta penguatan kelembagaan dan sumber daya manusia (SDM) di bidang IG. Menurutnya, data selalu dibutuhkan setiap ada masalah.

“Data ada banyak, ada dimana-mana, dan butuh effort untuk mengaksesnya. Dengan adanya dinamika nasional yang cepat, kita harus ingat bahwa data merupakan aset. Perlu tata kelola data spasial maupun non-spasial yang baik, sehingga data dapat dimanfaatkan untuk banyak hal, termasuk SDGs menuju Indonesia Emas 2045,” terang Anton.

Comments are closed.