Pelemahan Rupiah Dipicu Kekhawatiran Pasar Terkait Inflasi Global
Jakarta, Businessnews.co.id – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada perdagangan, dibuka melemah melemah 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.985 per dolar AS, dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.975 per dolar AS.
Pada rupiah ditutup menguat 4 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.975 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.979 per dolar AS.
Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra menilai sentimen The Fed yang makin menguat sementara kekhawatiran pasar terhadap inflasi semakin meninggi memacu pelemahan rupiah.
Ariston menilai pelaku pasar berekspektasi besar bahwa bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), akan kembali menaikkan suku bunga acuannya pada Juli ini sebesar 75 basis poin dan pada September 50 basis poin.
“Tekanan inflasi yang masih tinggi dan situasi ketenagakerjaan yang membaik di AS mendorong ekspektasi tersebut,” kata Ariston, dikutip dari Antara.
Data inflasi konsumen AS pada Juni yang akan dirilis hari Kamis ini diekspektasi akan mencetak rekor tertinggi baru dalam 49 tahun yaitu sebesar 8,8 persen.
Ariston menilai agresivitas The Fed dalam menaikkan suku bunga itu melebihi bank sentral lainnya, mendorong penguatan dolar AS.
Selain itu, lanjut Ariston, meningkatnya kekhawatiran terhadap inflasi dan resesi mendorong pelaku pasar masuk ke aset aman dolar AS sehingga dolar AS semakin menguat.
“Dunia dihadapkan pada kenaikan harga energi dan pangan akibat perang yang menyebabkan harga barang konsumsi naik. Ini bakal mengikis daya beli masyarakat dan akhirnya menekan pertumbuhan ekonomi,” kata Ariston.
Di Indonesia inflasi terus meningkat meski negara sudah memberikan subsidi energi yang besar. Menurut Ariston, lama kelamaan masyarakat bisa mengurangi konsumsi yang bisa menghambat laju pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Baca Juga: IHSG Selasa Pagi Dibuka Menguat, Rupiah Melemah
Comments are closed.