PLN Resmikan Operasional Pembangkit Listrik Berbasis Limbah
BusinessNews Indonesia – Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, menyampaikan apresiasi atas peresmian operasional komersialisasi cofiring biomassa berbasis cangkang sawit pada Tenaga Uap (PLTU) Ketapang yang berkapasitas 2×10 Mega Watt (MW) dan PLTU Sanggau 2×7 MW.
Apresiasi disampaikan sebab kedua PLTU tersebut menjadi bukti bahwa PLN serius dalam meningkatkan kontribusi EBT dalam bauran energi nasional.
“Apresiasi kami kepada PLN dan group untuk terus mendukung upaya transisi energi yang berbasis energi terbarukan berkelanjutan, dimana salah satu program green booster-nya PLN ada cofiring pada PLTU eksisting dengan menggunakan baik itu biomassa ataupun sampah,” kata Dadan, seperti dikutip dari Republika (01/01).
Dadan mengharapkan PLTU-PLTU lain akan segera menyusul Go live komersial setelah PJB berhasil Go Live Komersial di beberapa PLTU seperti di PLTU Paiton, PLTU Pacitan, PLTU Jerajang, PLTU Suralaya 1-4, PLTU Ketapang dan PLTU Sanggau.
Dadan turut menerangkan bahwa pemerintah memberikan apresiasi pada UIKL Kalimantan telah berhasil Go Live Komersial PLTU Ketapang 2X10 MW dan PLTU Sanggau 2X7 MW dan menjadi PLTU pertama yang dikelola oleh unit induk PLN dengan melakukan implementasi cofiring secara komersial.
“Ini sesuatu yang sangat smart dan dari sisi kita secara pas memahami kondisi PLN dari supply dan demand sehingga pemerintah dan PLN sedang berjuang untuk meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan secara masif. Substitusi yang kita lihat sekarang tidak perlu mengganti teknologi dan PLTU. Cofiring bisa menjadi salah satu terobosan,” tambah dia.
Baca juga: Dirut HIN Paparkan Pengembangan Holding Hotel BUMN ke Depan
Ia turut meyakini bahwa implementasi program cofiring biomassa khususnya yang berbasis sampah dan limbah akan berdampak positif pada perkembangan ekonomi kerakyatan yang produktif (circullar economy) sekaligus mendukung capaian EBT.
“Menurut saya ini sesuatu yang paling pas di saat PLN over supply dari sisi listrik, di saat kita memerlukan upaya lapangan kerja, di saat aspek lingkungan menjadi sangat kuat terkait dengan penurunan emisi GRK, dan ini salah satu jawabannya, ya cofiring. Semuanya bisa berkontribusi dan berjalan,” tutur dia. (W/ZA)
Baca juga: Tingkatkan Kesejahteraan Anak, Indonesia-Unicef Sepakat Teken Kerja Sama
Comments are closed.