NCC 2024

Lockdown Tanpa Strategi Bisa Buat Ekonomi Inggris Semakin lemah

Bussnews.id –  Sebagai upaya menangani dampak sosial dan ekonomi akibat pandemi virus corona, berbagai negara dibelahan dunia terus menetapkan bermacam kebijakan demi memutus mata rantai penularan virus corona. Salah satunya seperti kebijakan Negara Inggris yang menetapkan lockdown. Namun, pelaksanaan lockdown tanpa strategi di Inggris jelas bisa membuat ekonomi negara itu dapat menghadapi resesi terdalam dalam 100 tahun.

Kepala Ekonom Inggris di Oxford Economics Andrew Goodwin dalam sebuah makalah penelitian yang diterbitkan menjelaskan bahwa ketidakpastian tentang panjang lock down kemungkinan menjadi faktor kunci di balik berbagai perkiraan PDB untuk 2020.

Dikutip dari Xinhua, Minggu, 19 April 2020, dia menjelaskan bahwa perkiraan penurunan produk domestik bruto Inggris (PDB) pada paruh pertama 2020 sangat sensitif terhadap lamanya lockdown.

Dalam perkiraan terbaru, yang mengasumsikan bahwa lockdown tetap ada sampai pertengahan Mei dan kemudian berkurang secara bertahap, Goodwin memperkirakan PDB negara itu turun sebesar lima persen pada 2020. Terakhir kali ekonomi mengalami resesi pada skala ini adalah 1921.

Lembaga Nasional Penelitian Ekonomi dan Sosial (NIESR) juga mengatakan peristiwa sekali dalam seabad ini merupakan ancaman besar bagi pertumbuhan ekonomi Inggris, dan ini bisa menyebabkan kontraksi terbesar dalam kegiatan ekonomi sejak 1921 awal bulan ini.

NIESR memproyeksikan dalam makalah terbarunya bahwa ekonomi Inggris dapat melihat pertumbuhan menyusut lima persen pada kuartal pertama 2020, dan jika kuncian berlanjut, sekitar 15 persen hingga 25 persen pada kuartal kedua.

“Dampak kuat covid-19 dan penguncian global telah mendorong ekonomi ke wilayah yang tidak diketahui di mana kita bisa melihat PDB menurun pada tingkat triwulanan rekor,” kata Kemar Whyte, ekonom senior pemodelan ekonomi makro dan perkiraan di NIESR.

Namun, para ekonom masih percaya ekonomi Inggris akan bangkit kembali dengan cepat pada 2021. “Pemulihan instan dan signifikan tetap menjadi kemungkinan yang berbeda jika penyebaran virus berhenti dengan cepat,” kata Whyte.

“Kami memperkirakan pemulihan yang kuat pada 2021 berdasarkan kembalinya pengeluaran diskresi, didukung oleh harga minyak yang rendah dan stimulus moneter dan fiskal,” kata Goodwin yang juga mengharapkan PDB Inggris untuk kembali ke tingkat sebelumnya pada pertengahan 2021. (RB)

Comments are closed.