Pengamat Sambut Positif Kenaikan Nilai Transaksi Saham
Jakarta, BusinessNews Indonesia – Reza Priyambada, Pengamat Pasar Modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia, menyebutkan bahwa tren kenaikan nilai transaksi saham merupakan hal yang positif. Hal tersebut karena terjadi meski kondisi ditengah pandemi yang masih berlangsung saat ini.
Ia menjelaskan bahwa pelonggaran PPKM di wilayah Jawa dan Bali yang meningkatkan mobilitas ekonomi turut mendorong kenaikan nilai transaksi. Pelonggaran tersebut, kata dia, turut meningkatkan gairah pelaku pasar dan investor dalam melakukan transaksi.
“Kebanyakan sentimen ini marak di sektor industri farmasi, bank, dan teknologi. Sehingga, pelaku pasar memanfaatkan kondisi tersebut untuk banyak melakukan transaksi di saham-saham ini.” paparnya, dikutip dari Bisnis (3/9).
Dalam pemaparannya, Reza manjelaskan bahwa prospek pertumbuhan nilai transaksi pada bulan September masih cukup terbuka. Berkaca pada hal tersebut, ia mengatakan bahwa di bulan September ini seharusnya pergerakan IHSG bisa lebih baik dari pergerakan bulan lalu.
“Seharusnya, nilai transaksi juga berpeluang naik. Tambahnya.
Potensi pertumbuhan nilai transaksi saham pada bulan ini, kata dia, akan semakin terbuka ketika pemulihan ekonomi berjalan terus dan isu kenaikan suku bunga The Fed mulai reda. Ditambah, kebijakan pemerintah mengenai vaksinasi masyarakat yang makin masif akan menggenjot perekonomian.
“Tetapi, kita juga masih perlu melihat sentimen-sentimen lain yang mungkin akan muncul di pasar.” Kata dia menggarisbawahi.
Merujuk data Bloomberg, transaksi sepanjang Agustus 2021 mencapai Rp550,08 triliun. Angka tersebut lebih tinggi dibanding Juli di level Rp483,36 triliun.
Meski demikian, nilai transaksi tersebut masih lebih rendah dibandingkan awal tahun ini. Dimana sepanjang Januari 2021 nilai transaksi broker menyentuh rekor Rp849,12 triliun selama sebulan. Meski demikian, sepanjang Januari – Mei, nilai transaksi pialang saham mengalami penurunan. Hingga pada Juni 2021 naik kembali dengan nilai transaksi saham Rp510,51 triliun. Kenaikan ini berbelok menurun pada Juli 2021 pada level Rp483,36 triliun. (W/ZA)
Comments are closed.