Harga Minyak Melemah ditekan Penguatan Dolar AS

Jakarta, BusinessNews Indonesia Pada perdagangan Kamis (19/8) kemarin, harga minyak mentah berakhir melemah karena tertekan penguatan dolar AS dan melonjaknya kasus Covid-19.

Di New York Mercantile Exchange, terpantau West Texas Intermediate untuk pengiriman September turun 1,77 poin ke level US$63,69 per barel. Sementara itu, di London ICE Futures Exchange, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober turun 1,78 poin ke US$66,45 per barel.

Carsten Fritcsh, Analis energi Commerzbank Research, mengungkapkan bahwa harga minyak masih berada di bawah tekanan menyusul kekhawatiran terhadap prospek permintaan.

Sementara itu, AS mencatat 144.123 kasus Covid-19 baru pada Kamis kemarin dan membuat total kasusnya mencapai 38,22 juta. Di sisi lain, korban meninggal dunia akibat Covid-19 juga naik 921 jiwa menjadi 643.067.

Baca juga: Pertamina Optimistis Target Pengeboran 161 Sumur di Blok Rokan Tercapai

Untuk diketahui, menyusul penyebaran varian delta,  kasus baru Covid-19 di AS terus naik di atas 100,000 per hari sejak Agustus 2021.

“Selain kekhawatiran tentang permintaan, yang dibahas panjang lebar, penurunan logam dasar dan dolar AS yang kuat saat ini membebani harga.” ungkap Fritcsh, dikutip Antara, Jumat (20/8).

Pada akhir perdagangan Kamis, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama naik 0,45persen menjadi 93,5632.

Di sisi lain, para pedagang turut menganalisa persediaan bahan bakar AS. Berdasarkan data, persediaan minyak mentah AS turun 3,2 juta barel selama pekan yang berakhir 13 Agustus. Hal itu disampaikan Badan Informasi Energi AS, EIA, dalam sebuah laporan pada Rabu lalu.

Dengan jumlah 435,5 juta barel, tahun ini persediaan minyak mentah AS sekitar 6 persen di bawah rata-rata lima tahun terakhir.

Baca juga: Resmi Dikelola Pertamina, Erick Thohir Tinjau Lapangan dan Sapa Pekerja Blok Rokan

Berdasarkan EIA, total persediaan bensin motor meningkat 0,7 juta barel pada pekan lalu. Sementara itu, persediaan bahan bakar sulingan turun 2,7 juta barel. (W/ZA)

Comments are closed.