Ini Beberapa Film yang Pas untuk Teman ‘Ngabuburit’ Anda Saat Ramadhan

BusinessNews Indonesia – Ramadhan sudah tiba, berbagai kegiatan kebaikan mulai dilipatgandakan pahalanya. Beragam kegiatan untuk memperoleh ilmu pengetahuanpun biasa diintensifkan di bulan mulia ini. Bisa juga lewat film yang bisa menjadi teman ‘ngabuburit’ Anda saat menjelang buka puasa. Berikut beberapa judul film yang pas diputar di bulan Ramadhan ini.

“Surga yang Tak Dirindukan” (2015, 2017, 2021)

Serial film “Surga yang Tak Dirindukan” merupakan film yang diadaptasi dari novel karya Asma Nadia dengan judul sama.

Serial film ini dibintangi oleh Fedi Nuril sebagai Prasetya, seorang arsitek yang terpaksa menikahi seorang wanita depresi demi menyelamatkan nyawanya, Laudya Cynthia Bella sebagai Arini, istri dan cinta sejati Prasetya, dan Raline Shah sebagai Mei Rose, seorang wanita depresi yang diselamatkan oleh Prasetya dan menimbulkan berbagai konflik dalam rumah tangga Prasetya dan Arini.

Menyusul kelarisan novelnya, “Surga yang Tak Dirindukan” kembali diangkat menjadi sekuel film di tahun 2017 dan 2021, masih berkutat dengan kisah hubungan Pras, Arini, dan Meirose.

Serial film ini bisa disaksikan di Disney+ Hotstar, pun dengan sekuel ketiganya yang akan rilis pada 16 April.

“Mudik” (2019)

Tak lengkap rasanya bicara soal Ramadhan tanpa menyinggung tentang pulang kampung saat Hari Raya Idul Fitri, atau yang lebih akrab disebut dengan mudik.

Indonesia memiliki film berjudul “Mudik”, sebuah film drama yang ditulis dan disutradarai oleh Adriyanto Dewo. Film ini diproduksi oleh Lifelike Pictures dan Relate Films. Film ini dibintangi oleh Asmara Abigail, Putri Ayudya, Ibnu Jamil, dan Yoga Pratama.

Film “Mudik” pertama kali ditayangkan di Festival Film Internasional Macau pada 9 Desember 2019.

“Mudik” bercerita tentang Aida (Putri Ayudya) yang memutuskan untuk melakukan perjalanan mudik bersama sang suami, Firman (Ibnu Jamil) ke kampung halaman mereka sekaligus untuk menemukan solusi atas konflik rumah tangga yang sedang dihadapi.

Dalam perjalanan tersebut, tak sengaja mereka terlibat dalam sebuah kecelakaan yang akhirnya merenggut nyawa suami orang lain. Dalam prosesnya menghadapi kejadian yang tidak terduga ini, Aida dipaksa untuk menemukan jawaban yang selama ini tersimpan di dalam hidupnya.

“Mudik” berhasil mendapatkan 9 nominasi pada Festival Film Indonesia 2020 dan memenangkan penghargaan Piala Citra untuk Skenario Asli Terbaik.

Pada Piala Maya 2020, film ini mendapat 8 nominasi dan memenangkan 2 kategori yaitu Penulisan Skenario Asli Terpilih (Adriyanto Dewo) dan Aktris Utama Terpilih (Putri Ayudya).

“Mudik” hadir di Mola TV.

“A Separation” (2011)

“A Separation” adalah film drama Iran yang ditulis dan disutradarai oleh Asghar Farhadi, berfokus pada pasangan Iran yang berpisah, kekecewaan dan keputusasaan yang diderita putri mereka karena perselisihan egois dan perpisahan orang tuanya, dan konflik yang muncul ketika suami menyewa pengasuh kelas bawah untuk ayahnya yang sudah lanjut usia, yang menderita penyakit Alzheimer.

“A Separation” memenangkan Oscar untuk Film Berbahasa Asing Terbaik pada tahun 2012, menerima Golden Bear untuk Film Terbaik dan Silver Bear untuk Aktris Terbaik dan Aktor Terbaik di Festival Film Internasional Berlin ke-61, menjadi film Iran pertama yang memenangkan penghargaan-penghargaan tersebut.

Film ini juga memenangkan Golden Globe untuk Film Berbahasa Asing Terbaik, dan Asia Pacific Screen Award untuk Film Fitur Terbaik.

“A Separation” dinominasikan untuk Academy Award untuk Skenario Asli Terbaik, menjadikannya film non-Inggris pertama dalam lima tahun yang mencapai ini. Film ini bisa disaksikan di Catchplay.

“Layla M.” (2016)

“Layla M.” adalah film drama Belanda yang disutradarai oleh Mijke de Jong. Film ini dibintangi oleh Nora El Koussour sebagai Layla, seorang wanita muda Belanda berlatar belakang Maroko yang memberontak terhadap keluarga dan sekolahnya untuk menjadi seorang fundamentalis Islam.

Seperti dalam film-film lain karya de Jong, fokusnya adalah pada seorang wanita muda berkemauan keras yang tumbuh dewasa.

Dalam “Layla M.”, de Jong dan kolaboratornya Jan Eilander ingin meneliti radikalisasi anak muda Eropa. Para penulis terinspirasi oleh kisah kehidupan nyata; mereka menulis naskah selama Arab Spring dan persidangan Geert Wilders.

Film ini ditayangkan perdana di BFI London Film Festival pada tahun 2016. Ulasan media sangat baik dan secara internasional film tersebut diterima dengan baik lewat berbagai penghargaan, termasuk mewakili Belanda dalam entri Best Foreign Language Film untuk Academy Awards ke-90. “Layla M.” dapat disaksikan di Netflix.

“The Breadwinner” (2017)

Selain film fitur berbalut nuansa dan referensi Islam, ada pula film animasi yang mengangkat kehidupan di negara mayoritas Muslim. “The Breadwinner” dari studio animasi Irlandia Cartoon Saloon disutradarai oleh Nora Twomey dan eksekutif yang diproduksi oleh Mimi Polk Gitlin dan Angelina Jolie.

Berdasarkan novel terlaris oleh Deborah Ellis, film tersebut merupakan produksi bersama internasional antara Kanada, Republik Irlandia dan Luksemburg.

Berfokus pada Parvana, seorang gadis berusia 11 tahun yang tinggal di Kabul di bawah Imarah Islam Afghanistan. Ayahnya, Nurullah, adalah seorang guru sekolah yang mengalami gangguan fisik selama Perang Soviet-Afghanistan; karena perang, dia kehilangan kaki kirinya dan sekarang bekerja sebagai penjaja.

Suatu hari, saat makan malam, dia ditangkap secara tidak adil setelah seorang anggota muda Taliban, Idrees, mengira dia menghinanya ketika keduanya menjual barang di pasar. Mulai dari sana lah konflik dan cerita dimulai.

Film ini tayang perdana di Festival Film Internasional Toronto 2017. “The Breadwinner” menerima nominasi untuk Fitur Animasi Terbaik di Academy Awards ke-90. Film ini bisa disaksikan di Netflix.

“What’s My Name: Muhammad Ali” (2019)

Jika Anda ingin menonton film dokumenter tentang sosok Muslim, “What’s My Name: Muhammad Ali” bisa menjadi pilihan yang menarik. Film dokumenter yang disutradarai oleh Antoine Fuqua dan ditulis oleh Steven Leckart ini didasarkan pada kehidupan petinju ikonis Muhammad Ali.

Salah satu tokoh paling ikonik dalam sejarah olah raga, kisah luar biasa Muhammad Ali dari petinju juara dunia hingga aktivis sosial yang menginspirasi dieksplorasi melalui suaranya sendiri dan materi arsip yang belum pernah dilihat sebelumnya. “What’s My Name: Muhammad Ali” dapat disaksikan di HBO GO.

Mencari Hilal (2015)

Film garapan sutradara Ismail Basbeth ini bercerita tentang Mahmud (Deddy Sutomo) seorang ayah penganut Islam yang taat dan anaknya Heli (Oka Antara) yang melakukan perjalanan bersama untuk mencari hilal, sebuah tradisi menjelang Ramadan yang sering dilakukannya dulu kala saat mengasuh sebuah pesantren.

Di sepanjang durasi film yang meraih sejumlah penghargaan, baik di dalam dan luar negeri ini, penonton dapat menemukan dialog dialog berkualitas mengenai pandangan hidup ayah dan anak yang berbeda.

Haji Backpacker (2014)

Meskipun kita selalu berusaha menjauhi Tuhan, baik secara sadar maupun tidak, Tuhan selalu berada di dekat kita dan menjaga kita.

Itulah satu dari banyak pesan yang disampaikan film besutan Danial Rifki ini. Film berdurasi 107 menit ini bercerita tentang Mada (Abimana Aryasatya), seorang pria yang marah pada Tuhan karena pernikahannya dengan Sophia (Dewi Sandra) hancur justru di hari yang harusnya menjadi hari pernikahan mereka.

Mada yang hancur dan hilang arah akhirnya terjerumus ke kehidupan yang dilarang oleh agama.

Hingga suatu hari, pandangannya pun berubah sejak pertemuannya dengan seorang terapis pijat di negara Thailand.

99 Cahaya di Langit Eropa (2013)

99 Cahaya di Langit Eropa merupakan film religi yang cukup sukses. Film yang digarap Maxima Pictures pada tahun 2013 ini sukses mendapatkan 1.189.709 penonton.

Film ini bercerita tentang agama Islam yang bisa disebarkan dengan cara lebih baik seperti lewat dakwah, pelajaran dan juga pengetahuan umum.

 Ketika Cinta Bertasbih (2009)

Film religi Indonesia tersukses berikutnya diangkat dari novel best seller karangan Habiburrahman El Shirazy dengan judul sama. Film ini bercerita tentang perjalanan mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Mesir.

Ketika Cinta Bertasbih masuk ke deretan film religi tersukses karena berhasil memperoleh jutaan penonton.

Ketika Cinta Bertasbih 2 (2009)

Ketika Cinta Bertasbih 2 juga menuai kesuksesan. Film religi ini merupakan sekuel dari film religi Ketika Cinta Bertasbih sebelumnya. Film religi ini rilis pada tahun 2009 dan berhasil mendapatkan jutaan penonton.

Asalamualaikum Beijing (2014)

Film religi Indonesia satu ini berkisah tentang Kenny (Roger Danuarta) pemuda keturunan Tionghoa-Medan yang jatuh cinta pada Fidya (Cut Meyriska), seorang gadis muslim soleha keturunan Batak-Melayu.

Meskipun Kenny dan Fidya saling mencintai satu sama lain, perbedaan budaya dan agama menjadi penghalang uang memisahkan cinta mereka.

Konflik semakin rumit ketika orangtua Kenny memaksa anaknya menikah dengan Chelsea Tan (Shinta Naomi eks anggota JKT48), sementara di sisi lain, Fahri (Miqdad Addausy) yang mantan pacar Fidya kembali dari Turki setelah menyelesaikan sekolah agamanya.

Lantas, bagaimanakah kisah cinta mereka akan berakhir?

 99 Nama Cinta

Film yang ditulis oleh sutradara kawakan, Garin Nugroho ini bercerita tentang Talia (Acha Septriasa) pembawa acara di stasiun televisi yang sedang meniti karier sebagai seorang presenter acara gosip.

Meski awalnya hidup dalam sebuah dunia yang glamor, kehidupannya pun berubah 180 derajat ketika bertemu dengan teman masa kecilnya, Kiblat (Deva Mahenra) yang diamanatkan menjadi guru agama bagi Talia.

Saat karier Talia di ambang keterpurukan, Kiblat pun tampil sebagai sosok yang mendukung Talia untuk bangkit dari kondisinya yang terpuruk.

Sabyan Menjemput Mimpi (2019)

Fil grup musik gambus bernama Sabyan yang melambung nama vokalisnya, Anisa Rahman.

Nah, film satu ini bercerita tentang perjuangan grup musik ini dalam kancah permusikan tanah air. Film satu ini menceritakan suka duka perjuangan sebuah grup musik yang pernah dipandang sebelah mata namun berhasil menaiki panggung popularitas.

Zharfa (2019)

Film yang dibintangi oleh berbagai aktor dan aktris terkenal seperti Donny Alamsyah, Kaka Azraff, Shelomita, Betari Ayu dan Anindi Zharfa ini bercerita tentang gadis badung asal negeri jiran bernama Zharfa yang suka berbuat ulah bahkan menjurus ke arah kriminal.

Perangainya yang nakal itu membuat ayah Zharfa memasukkan anak gadisnya ke sebuah pesantren di Jawa Barat, Indonesia.

Di tempat inilah sang gadis badung harus belajar beradaptasi dengan situasi dan kondisi lingkungan yang berbeda.

Namun, bukannya melunak Zhafra justru semakin memberontak.

Semua film itu mempunyai kelebihan dibanding yang lainnya. Baik dari sisi nilai alur cerita, efek, sampai pada aktor dan aktrisnya. Akhirnya, selamat menikmati. Jadikan Ramadhan ini lebih bermakna dan tentunya lebih baik lagi dari Ramadhan sebelumnya. (Ed.AS/businessnews.co.id/antara/tokoped)

Comments are closed.