NCC 2024

Begini Rencana Besar Menteri BUMN Bagi Pertamina-PLN Menuju Zero Emission!

Businessnews Indonesia  Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah mempersiapkan PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) untuk menjadi fokus utama persiapan penurunan emisi (Zero Emission).

Inisiatif yang dilakukan mulai dari pengembangan kendaraan listrik hingga pengurangan emisi melalui penggantian pembangkit listrik karbon menjadi lebih ramah lingkungan.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan di BUMN terdapat program alam gaya hidup ramah lingkungan, dekarbonisasi, peningkatan pasar karbon dan juga adopsi EV (electric vehicle).

“(Di Pertamina) Pertama adalah ekosistem baterai EV. Pertamina, baru-baru ini, mengintegrasikan IBC, Indonesia Battery Corporation. Bersama dengan beberapa mitra dan IBC akan menjadi perusahaan kunci yang akan memfokuskan kembali bisnis Pertamina untuk mendapatkan bisnis baterai dan EV,” ungkap Kartika dalam Mandiri Investment Forum, Rabu (9/2).

Melalui IBC yang akan berpartner dengan mitra global nantinya akan memproduksi ekosistem kendaraan ramah lingkungan dari hulu ke hilir dan diharapkan dapat beroperasi sekitar tahun 2024.

Baca Juga : Pertamina Berupaya Berikan Performa Terbaik yang Menguntungkan Negara

Setelahnya, adalah integrasi panas bumi, di bawah Pertamina dan PLN yang diharapkan bisa segera melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Tak hanya itu, melalui PLN juga fokus untuk menghasilkan energi baru terbarukan dengan pengembangan dimetil eter (DME) dengan mengubah cadangan batu bara Indonesia menjadi metana cair yang dapat menjadi sumber energi pengganti elpiji di masa depan.

“Jadi PLN saat ini sedang menyelesaikan program jangka panjang untuk memenuhi COP 26 yang targetnya adalah pengurangan emisi batu bara dan penggunaan energi batu bara hampir nol pada tahun 2060,” lanjut Wamen BUMN yang kerap disapa Tiko.

Baca Juga : PLN Perbaikan Pengadaan Batubara untuk Pembangkit Listrik

PLN telah memetakan sumber energi yang akan menggantikan batu bara dan memprogram bagaimana menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara secara lebih sistematis dan cepat.

“Jadi, (diganti oleh) beberapa sumber energi baru terbarukan, Indonesia cukup kaya dengan potensi panas bumi, air dan surya,” imbuh dia.

Kini, PLN tengah menghitung berapa investasi yang dibutuhkan di sektor tersebut dan insentif seperti apa yang bisa diberikan pemerintah agar investor bisa bekerja sama dengan PLN dan untuk mengembangkan tiga sektor utama ini.

Sementara itu, PLN juga tengah mencari jalan untuk menerapkan teknologi carbon capture untuk memastikan bisa dioperasikan dan sejalan dengan program energi hijau seperti penanaman kembali, untuk terus mengurangi emisi di Indonesia.

(TN)

Comments are closed.