NCC 2024

Grup Salim Jadi Pemegang Saham Baru Bank Mega

BusinessNews Indonesia – laporan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia untuk transaksi 30 Desember 2020 mencatat bahwa Grup Salim melalui anak usahanya, PT Indolife Pensiontama, baru saja menjadi pemegang saham baru bagi PT Bank Mega Tbk, bank yang berada di bawah konglomerat Chairul Tanjung melalui CT Corpora.

Dalam laporan tersebut yang dipublikasikan pada 4 Januari 2021 mencatat bahwa Indolife kini memiliki 422.807.744 lembar saham MEGA. Jumlah tersebut terdiri dari dari tiga transaksi pembelian, yaitu masing-masing 304.610.691 lembar, 22.624.595 lembar dan 95.572.458.

Seperti dalam Republika.co.id, bahwa berdasarkan data, pada 28 Desember 2020 terjadi transaksi crossing dengan melibatkan broker yang sama dalam pembelian. Dalam laporan Bloomberg diketahui bahwa terdapat transaksi sebanyak 304.610.691 lembar saham senilai Rp2,07 triliun melalui broker Maybank Kim Eng Securities.

Kemudian di tanggal 30 Desember 2020, terjadi lagi transaksi crossing sebanyak 95.572.458 lembar saham senilai Rp663,19 miliar melalui broker Net Sekuritas. Data transaksi yang disampaikan Bloomberg setidaknya memiliki kesamaan dengan laporan yang dirilis KSEI.

Dalam transaksi pembelian saham tersebut, setidaknya Indolife mengucur dana sebanyak Rp 2,7 triliun untuk kepemilikan atas 402.083.149 lembar saham Bank Mega. Harga saham yang diborong Indolife diestimasikan berada di kisaran Rp6.726,33 per lembar, di bawah harga pasar. Seperti diketahui bahwa pada 28 Desember 2020, harga saham Bank Mega ditutup di level Rp7.000 per lembar, sedangkan pada 30 Desember 2020 naik ke level Rp7.200 per lembar saham.

Baca juga: Kemdikbud Akan Perpanjang Subsidi Kuota Belajar

Dengan turut masuknya Indolife menjadi pemegang saham Bank Mega kini membuat Grup Salim sebagai pemegang saham terbesar kedua dalam induk konglomerasi keuangan dari CT Corp tersebut. Hal ini tertuang dalam laporan registrasi pada 10 Desember 2020 lalu, dimana perusahaan masih melaporkan komposisi pemegang saham perseroan terdiri atas PT Mega Corpora (58,01 persen) dan publik (41,98 persen).

Seperti diketahui, Bank Mega memiliki kinerja yang sangat bagus, berdasarkan data, bahwa per September 2020, laba bersih Bank Mega tumbuh sebesar 27,8 persen menjadi Rp1,8 triliun.

Direktur Utama Bank Mega, Kostaman Thayib, menjelaskan bahwa perusahaan memiliki strategi untuk menjaga profitabilitas dengan melakukan pemfokusan pada peningkatan pendapatan melalui pendapatan bunga bersih dan fee base income serta menurunkan biaya.

Kenaikan laba yang terjadi disumbang dari peningkatan fee based income sebesar 3,1 persen menjadi Rp1,64 triliun dengan penurunan biaya operasional yang membuat rasio BOPO menurun menjadi 71,0 persen, dari periode yang sama tahun lalu sebesar 74,8 persen.

Ia menjelakan bahwa semakin rendah rasio BOPO, maka menunjukkan efisiensi yang tinggi.

“Semakin rendah ini menunjukkan semakin efisiennya Bank Mega dalam melakukan kegiatan operasionalnya,” terang Kostaman beberapa waktu lalu. (W/ZA)

Baca juga: PSBB Jawa-Bali, Berikut Daftar Delapan Poin Pembatasan Kegiatannya!

Comments are closed.