NCC 2024

Kembangkan Bahan Bakar Nabati, Pertamina Terus Berupaya Perbanyak Sumber Bioetanol

Jakarta, Businessnews.co.id – PT Pertamina sedang melakukan pengembangan dengan mencampurkan Pertamax dan bioetanol sebesar 5% (E5) untuk menghasilkan bensin beroktan (RON) 95. Selain menggunakan molase sebagai sumbernya, Pertamina juga akan mencari alternatif sumber nabati lainnya untuk memenuhi kebutuhan bioetanol di masa depan.

Senior Vice President Research & Technology Innovation Pertamina Oki Muraza menjelaskan, secara umum Pertamina sedang mengembangkan produk-produk yang lebih hijau. Di sektor bahan bakar minyak (BBM), pihaknya menyiapkan bioetanol dengan program E5 yang akan segera diuji coba di Surabaya.

“Saat ini kapasitas bioetanol yang fuel grade ada dua di Malindo dan Enero dengan kapasitas 30.000 KL plus 10.000 KL per tahun sehingga totalnya 40.000 KL dengan target di satu kota yakni Surabaya,” jelasnya saat acara RTI Collaboration Day 2023 di Graha Pertamina, Kamis (22/6). 

Lebih lanjut, Oki mengatakan, saat ini Pertamina masih berusaha memperbanyak sumber-sumber ethanol. Saat ini pasokan molase berasal dari pabrik tebu.

Selain hal tersebut, perusahaan energi milik negara ini juga sedang menjelajahi potensi batang sorghum sebagai sumber bioetanol alternatif, sejalan dengan program food estate.

Untuk memberikan penjelasan, sorghum adalah jenis tanaman rumput yang memiliki hubungan dekat dengan padi dan jagung. Sorghum dapat diperoleh dari pemerasan dan fermentasi batang tanaman, menghasilkan bioetanol.

Menurut catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), bioetanol yang berasal dari sorghum memiliki potensi besar di Indonesia, di mana tanaman ini bisa dipanen hingga 3 kali dalam setahun. Meskipun produksinya secara volume lebih rendah dibandingkan dengan tebu untuk menghasilkan bioetanol, produktivitas sorghum dapat melebihi tebu karena dapat dipanen 3 kali dalam setahun.

Oki menambahkan, pihaknya akan sangat senang jika ada insentif yang bisa mendukung pengembangan produk ini. Namun dia tidak bisa memberikan keterangan lebih lanjut mengenai kebutuhan insentif maupun harga bensin E5.

“Perihal diskusi insentif dan harga ada di divisi commercial and trading,” ujarnya.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, Indonesia dianugerahi oleh sumber daya alam (SDA) yang banyak dan memiliki potensi sangat besar. Di sektor bioenergi, pihaknya memulainya dengan memproses minyak sawit (CPO) menjadi biodiesel.

“Nanti di Juni 2023 kami luncurkan bioetanol untuk gasoline, jadi akan terus melakukan pengembangan ini,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Nicke menyatakan, Pertamina akan menggunakan semua sumber daya nabati seperti tebu, singkong, jagung, dan sorghum menjadi bioenergi. Menurutnya, bagi Indonesia transisi energi bukan hanya sekadar menurunkan emisi karbon tetapi yang terpenting ialah mewujudkan ketahanan energi nasional.

Comments are closed.