Mulai Senin, PeduliLindungi jadi Alat Pantau Distribusi Minyak Goreng Curah
Jakarta, Businessnews.co.id – Setelah dimanfaatkan untuk dalam pengendalian COVID-19, aplikasi PeduliLindungi kini juga dimanfaatkan dalam sistem pembelian minyak goreng curah. Pemerintah akan melakukan sosialisasi dan transisi perubahan sistem penjualan dan pembelian minyak goreng curah dengan menggunakan PeduliLindungi pada Senin (27/6/2022).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan penggunaan PeduliLindungi sebagai alat untuk memantau dan mengawasi distribusi komoditas tersebut dari produsen ke konsumen.
“Penggunaan PeduliLindungi berfungsi menjadi alat pemantau dan pengawasan di lapangan, untuk memitigasi potensi penyelewengan yang dapat menyebabkan terjadinya kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng,” kata Luhut dikutip dari keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (25/6/2022).
Rencananya Sosialisasi akan dilakukan selama dua minggu. Setelah masa sosialisasi tersebut, semua penjualan dan pembelian minyak goreng curah akan menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
Seperti diketahui, aplikasi PeduliLindungi merupakan alat bantu pelacakan COVID-19. Aplikasi tersebut pun kini digunakan sebagai syarat perjalanan dan masuk ruang publik.
“Sementara masyarakat yang belum punya PeduliLindungi tidak perlu merasa khawatir, karena masih bisa membeli dengan menunjukkan NIK untuk bisa mendapatkan minyak goreng curah dengan harga eceran tertinggi (HET),” kata Luhut.
Luhut mengatakan pembelian minyak goreng curah di tingkat konsumen pun akan dibatasi maksimal 10 kg untuk satu NIK per harinya. Meski dapat kuota banyak, ia menjamin konsumen bisa memperoleh minyak goreng curah dengan HET, yakni Rp14.000 per liter atau Rp15.500 per kilogram.
“Jumlah tersebut kami anggap sudah mencukupi untuk kebutuhan rumah tangga bahkan pengusaha usaha-usaha kecil,” katanya.
Adapun minyak goreng curah dengan harga tersebut bisa diperoleh di penjual atau pengecer yang terdaftar resmi dalam program Simirah 2.0. Distribusi juga melalui Pelaku Usaha Jasa Logistik dan Eceran (PUJLE), yakni Warung Pangan dan Gurih. Luhut berharap nantinya distribusi bisa dipastikan berjalan hingga ke level terbawah.
“Jangan sampai masih ada daerah yang tidak mendapatkan minyak goreng curah rakyat di bawah kebutuhannya. Tapi ini semua masih akan membutuhkan waktu, jadi kita juga perlu bersabar untuk menunggu hasilnya,” ujar Luhut.
Comments are closed.