NCC 2024

Konsumsi Semakin Melonjak, Pemerintah Belum Niat Sesuaikan Harga Jual Pertalite

BusinessNews Indonesia – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) belum mengambil langkah untuk menyesuaikan harga jual Pertalite. Belakangan, konsumsi Pertalite terus melonjak akibat disparitas harga antara Pertamax dan Pertalite.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menjelaskan, untuk saat ini pemerintah belum berniat menyesuaikan harga jual Pertalite meskipun harga keekonomian terus merangkak naik.

“Kita belum sampai di situ (penyesuaian harga) karena sekarang kita melihat kondisinya dulu, saat ini kita perlu berempati ke masyarakat,” jelas Tutuka ditemui di Gedung DPR RI, Rabu (8/6).

Tutuk melanjutkan, untuk saat ini pihaknya masih menanti rampungnya revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014. Revisi ini diharapkan dapat segera rampung demi menjaga tingkat penyaluran Pertalite.

Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengungkapkan, realisasi penyaluran atau konsumsi ini menembus 50% dari kuota awal.

“Pertalite tersalurkan 11,69 juta kl atau 50,74% dari kuota 23,04 juta kl,” ungkap Erika dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Rabu (8/6).

Sebagai informasi, untuk tahun ini pemerintah memastikan penambahan kuota BBM bersubsidi termasuk Pertalite. Kuota Pertalite ditambah sebesar 5,45 juta kl menjadi 28,50 juta kl. Disparitas harga Pertalite dengan Pertamax sejauh ini memang menjadi salah satu penyebab lonjakan konsumsi BBM RON 90 tersebut.

Harga jual Pertamax ada di kisaran Rp 12.500 per liter, sementara harga jual Pertalite sebesar Rp 7.650 per liter. Adapun, merujuk catatan Pertamina penjualan Pertalite hingga Mei 2022 masih mendominasi keseluruhan penjualan gasoline.

Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading Irto Ginting mengungkapkan, penjualan Pertalite untuk periode Januari hingga Mei 2022 mencapai 80%.

“Untuk akumulasi gasoline Juni-Mei, Pertamax dan Pertamax Turbo masih sekitar 20%, sementara Pertalite masih mendominasi di 80%,” ucap Irto dilansir dari Kontan, Minggu (5/6).

Comments are closed.