NCC 2024

Perjalanan Sukses Seorang Chatib Basri, Ahli Ekonom Hingga Komisaris Utama Bank Mandiri

BusinessNews Indonesia – Siapa yang tak mengenal Muhammad Chatib Basri ? seorang ekonom senior dan pernah menjabat Menteri Keuangan RI (2013-2014), yang kini sebagai Komisaris Utama untuk Bank Mandiri dan XL Axiata, memiliki posisi dalam Advisory Council Bank Dunia untuk bidang Gender and Development, serta beragam kegiatan lainnya.

Chatib Basri dinilai sebagai sosok yang berhasil. Namun, keberhasilannya tersebut tentu tidak diraih dengan mudah. Saat menjadi pembicara dalam Ruangguru Youth Summit yang berlangsung pada 29-30 Januari 2022 lalu . Ia menuturkan tentang langkah-langkah dan perjalanan yang ia tempuh dalam meraih berbagai pencapaiannya.

Sempat tidak tertarik dengan ekonomi

Walaupun kini telah menjadi seorang ahli ekonom, ternyata semasa sekolah Chatib tidak memiliki ketertarikan pada bidang ekonomi. Ia justru lebih tertarik dengan bidang sastra, literatur, dan teater. Namun karena faktor keluarga yang ketika itu lebih mendukung Chatib menjalani pekerjaan formal, ia pun mengurungkan niat untuk mengejar passion sebagai pekerja kreatif.

Tak berhenti di situ, Chatib pun menilai dirinya ‘salah jurusan’ pada saat melanjutkan pendidikan ke jenjang S1. Pada awalnya ia hendak memilih jurusan Politik, tapi, nyatanya ia justru diterima di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Perjuangan menekuni bidang yang bukan minatnya

Berawal dari kejadian ‘salah jurusan’ tersebut, Chatib kemudian harus berjuang mempelajari dan menekuni bidang baru yang bukan menjadi minatnya pada saat itu. Untuk membangun ketertarikan pada bidang ekonomi, Chatib mengaitkan materi-materi yang sulit tersebut dengan hal-hal yang relatable dan ia minati. “Saya selalu lihat dari hal-hal yang saya tertarik,” ungkap Chatib.

Sebagai seorang pengajar metode itu masih ia terapkan hingga saat ini. Chatib Basri terkenal dapat menjelaskan konsep-konsep yang rumit dengan bahasa yang sederhana.  “Saya selalu berpikir bagaimana cara saya jadi ekonom yang ‘buruk’, yang kalau saya bicara, orang itu ngerti,” ucapnya. Ia juga memanfaatkan latar belakang sastranya untuk menjelaskan konsep ekonomi melalui metafor yang mempermudah orang lain dalam memahami konsep tersebut.

Melewati proses panjang untuk memaknai kesuksesan

“Saya berpikir bahwa definisi sukses adalah kalau saya bisa buat sesuatu yang baik untuk Indonesia, bisa punya impact buat Indonesia,” ujar Chatib ketika berbicara mengenai makna sukses baginya. Keinginan yang kuat untuk mewujudkan definisi sukses tersebut, mendorong Chatib untuk memulai kariernya di bidang ekonomi, dari awalnya mengajar sebagai dosen hingga menjadi Menteri Keuangan dan aktif di bidang pemerintahan hingga sekarang.

Mencari dan mendapat inspirasi dari buku dan film

Buku dan film berperan besar dalam perjalanan karier Chatib sebagai pegiat ekonomi dan pemerintahan.  “Ada satu film yang paling berpengaruh dalam hidup saya, yaitu Dead Poet’s Society,” terang Chatib. Film tersebut rupanya menginspirasi Chatib untuk mengajar. Ia pun percaya bahwa gemar membaca buku dan menonton film akan memperluas kemampuan untuk menggunakan metafor.

Pesan untuk generasi muda

Berdasarkan pengalaman pribadinya, Chatib berpesan bahwa hal yang paling penting dalam menentukan rencana masa depan adalah mengetahui minat kita. Tiap orang tentunya punya bakat dan minatnya masing-masing, dan memilih bidang yang tidak sesuai dapat berdampak pada perkembangan diri. Sosok Chatib Basri pun semasa sekolah bukan murid yang berprestasi secara akademik, tapi ia mampu sukses dengan caranya sendiri.

“Begitu kita masuk ke bidang yang kita suka, kita paham, kita bisa excel di sana,” ungkapnya. Tak hanya itu, ia pun berpesan, bukan berarti kita harus berfokus pada satu pilihan saja, melainkan keputusan apa pun yang kita buat dapat dikaitkan kembali dengan minat tersebut.

Chatib Basri juga menyebutkan dan mengajak generasi muda untuk membangun beberapa kebiasaan sejak dini, yakni membaca buku, terbuka untuk mendengarkan dan belajar dari orang lain, serta menerapkan kedisiplinan.

(TN)

Comments are closed.