NCC 2024

Langkah BUMN Selamatkan Garuda Indonesia Dapat Dukungan Masyarakat

BusinessNews Indonesia – Langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam membenahi Garuda Indonesia menuai respons positif dari masyarakat. Salah satunya, Chief Marketing Officer (CMO) PT Jarvis Aset Manajemen, Kartika Sutandi CFA. Ia berharap gebrakan Erick ini dapat menghasilkan hal positif bagi pembenahan Garuda Indonesia.

Beberapa langkah penyelamatan dilakukan Erick Thohir seperti pengungkapan kasus Moge, pelaporan korupsi ke Kejagung hingga mendorong tambahan modal melalui Penyertaan Modal Negara (PMN).

Untuk penyehatan Garuda yang menyeluruh, Kartika meminta agar Erick tak hanya yang berhenti di pemberian PMN saja. Sejumlah langkah kongkret perbaikan Garuda  harus segera dilakukan oleh Menteri Erick adalah pembenahan tata niaga dari avtur di Indonesia.

Kartika menjelaskan, selama ini cost airline mayoritas dihabiskan untuk membeli avtur. Saat ini avtur yang dijual Pertamina 30% lebih mahal jika dibandingkan membeli di luar negeri.

Kartika meminta agar Erick dapat membuka kompetisi penjualan avtur di seluruh bandara di wilayah Indonesia. Jika kompetisi penjualan avtur tak dapat terwujud, Kartika memastikan harga tiket penerbangan di Indonesia tak akan bisa bersaing dengan negara lain.

“Menteri Erick harus membuka kesempatan kepada pemain avtur lainnya untuk dapat masuk ke seluruh bandara di Indonesia. Tujuannya agar menciptakan kompetisi yang sehat dipengisian avtur. Jika harga avtur Pertamina dapat bersaing, akan membuat harga tiket menjadi murah. Demand crate price. Price can be chiper,” ungkap Kartika dalam keterangannya, Minggu (24/4).

Baca Juga : Wamendag Sambut Baik Kripto Berbasis Game Bikinan Lokal

Tak hanya itu, selama ini banyak leasing yang dipergunakan oleh Garuda Indonesia dinilai terlalu mahal. Ini yang menurut Kartika membuat tiket Garuda Indonesia tak bisa bersaing dengan airline lainnya yang menerapkan full service.

“Ini tugas yang harus segera dilakukan oleh Menteri Erick dan jajaran managemen Garuda untuk melakukan renegosiasi leasing. Termasuk menekan leasing agar melakukan hapus buku (write-off) atau memberikan bunga nol persen ke Garuda. Penundaan hutang melalui PKPU hanya membantu sementara di cashflow. Namun beban perseroan masih belum akan hilang,” ucap Kartika.

Langkah selanjutnya yang harus segera dilakukan oleh Menteri Erick dan managemen Garuda adalah melakukan peninjauan ulang rute yang dimiliki oleh Garuda. Rute internasional yang dimiliki Garuda seperti Jakarta-London merupakan jalur yang membuat keuangan perseroan selama ini berat.

Ada baiknya Pak Erick memerintahkan Garuda Indonesia untuk memaksimumkan dan memfokuskan bisnisnya di rute-rute domestik. Tujuannya agar Garuda dapat fokus melayani konektivitas masyarakat Indonesia.

Kartika juga meminta agar Menteri Erick melakukan evaluasi mendalam terhadap maintenance yang dilakukan Garuda selama ini. Jika dirasa maintenance yang dilakukan Garuda di PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF Aero Asia) tak dapat bersaing dengan yang ada di luar, harusnya managemen dapat mencari tempat perawatan pesawat lainnya yang dapat memberikan penawaran harga terbaik. Jika di GMF Aero Asia masih dapat bersaing maka dapat terus dilanjutkan.

“Biaya perawatan pesawat juga memegang porsi yang besar di beban operasional perseroan. Kalau Garuda masih melakukan pemeliharan pesawat di tempat yang mahal, tetap PMN yang diberikan Pemerintah tak akan membantu perbaikan kinerja Garuda,” ujar Kartika.

Selama ini Garuda menjual tiket dengan harga premium. Meski menjual tiket dengan harga Premium namun tak membuat Garuda menjadi perusahaan aviasi yang memiliki kinerja keuangan yang bagus. Melihat hal ini, Kartika meminta agar Menteri Erick Thohir dapat segera melakukan pembenahan dan pembersihan menyeluruh di Garuda.

“Garuda menjual tiket mahal namun tak untung berarti selama ini ada ‘maling’ di dalam Garuda. Pak Erick harus tegas membersihkan seluruh tikus-tikus yang selama ini menggerogoti Garuda. Jangan sampai Garuda yang sudah diberi tambahan PMN, tetap merugi karena belum dilakukan pembersihan di Garuda,” pungkas Kartika.

(TN)

Comments are closed.