NCC 2024

Perhutani Punya Peran Penting dalam Wujudkan Program BUMN Zero Emission pada 2060

BusinessNews Indonesia – Perum Perhutani dinilai berperan penting dalam mendukung langkah awal kontribusi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam mewujudkan program zero emission atau dekarbonisasi pada 2060 atau Nationally Determined Contribution (NDC) yang melibatkan sembilan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury menegaskan, Kementerian BUMN sangat serius dalam upaya menjadi pionir dan role model dalam penerapan dekarbonisasi. Misalnya, pada 2021 Kementerian BUMN telah melakukan beberapa inisiatif termasuk memiliki Project Management Office (PMO) khusus yang mengkoordinasikan beberapa BUMN yaitu PTPN III, PT Pupuk Indonesia, PT Pertamina, MIND ID, PT PLN, PT Semen Indonesia, PT BKI, dan Perum Perhutani karena dinilai dapat bersinergi.

“Peran Perhutani dan PTPN menjadi penting dalam program ini, sebab di satu sisi merupakan BUMN produsen emisi dan di satu sisi memberikan Nature Based Climate Solutions,” jelas Pahala, dalam keterangan resminya, Kamis, (3/2).

Pada acara tersebut dilaksanakan penandatanganan MoU di antara sembilan BUMN yaitu PT BKI, PT Energy Management Indonesia (EMI), Perum Perhutani, PT Pertamina, PT PLN, MIND ID, PTPN III Holdings, Pupuk Indonesia, dan Semen Indonesia. BKI dan EMI akan melaksanakan pilot project carbon trading antar BUMN yang dalam pelaksanaannya akan bersinergi dengan Kementerian/Lembaga terkait.

Secara terpisah, Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro menyatakan Perum Perhutani sebagai BUMN yang bergerak di bidang kehutanan akan mendukung program Pemerintah dan berperan untuk mengurangi dekarbonasi di kawasan hutan Indonesia.

“Sesuai dengan mandat dari Kementerian BUMN, Perum Perhutani akan serius dan fokus dalam mengurangi emisi karbon sehingga target pemerintah Indonesia dalam penurunan emisi GRK (Gas Rumah Kaca) sebesar 29 persen pada 2030 dapat tercapai,” terang Wahyu.

Wahyu menambahkan, telah mematok target untuk mencapai net zero emission atau nol emisi karbon pada 2060 atau lebih cepat. Dia mengatakan, sektor kehutanan dan pertanian, selain sektor energi dan transportasi, merupakan sektor prioritas dalam program dekarbonisasi.

Baca Juga : Perhutani Dukung Upaya Kementrian BUMN dalam Melakukan Inisiatif Dekarbonisasi

Wahyu berpendapat, ada tiga pilar dekarbonisasi, yaitu efisiensi energi, dekarbonisasi di sektor kelistrikan (listrik dihasilkan dari sumber yang rendah emisi), serta elektrifikasi pada end-uses (dipaksakan untuk penggunaan listrik pada semua kegiatan, dengan syarat listrik tersebut juga dihasilkan dari sumber yang rendah emisi).

Disamping itu, Pahala juga menyatakan sebagai follow up dari PMO penerapan dekarbonisasi, pihaknya telah melakukan identifikasi beberapa hal.  Pertama, adanya inisiatif untuk menurunkan emisi secara end to end atau dari hulu ke hilir terutama adalah melalui efisiensi energy, serta migrasi jenis energi yang memiliki emisi lebih tinggi ke emisi yang lebih rendah. Kedua, pengembangan usaha yang bisa menjadi pendorong untuk menurunkan emisi.

“Kita telah mengembangkan Klaster Industri Hijau, mengembangkan geotermal, energi baru terbarukan,” ungkap Pahala.

Hal ini merupakan inisiatif-inisiatif yang sudah diidentifikasi dan pemerintah sudah mulai melakukan perhitungan jumlah emisi yang dihasilkan oleh masing-masing BUMN dan bagaimana hal itu bisa berkontribusi pada komitmen Indonesia dalam menurunkan emisi sebesar 29 persen di 2030.

(TN)

Comments are closed.