NCC 2024

Health Tourism Gagasan Erick Thohir Bawa Dampak Positif, Begini!

BusinessNews Indonesia – Menteri BUMN, Erick Thohir telah menginisiasi Health tourism diniai akan memberi dampak positif terhadap ekonomi Indonesia. Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad.

Tauhid mengatakan, gagasan Erick health tourism dengan pembangunan RS Internasional di Bali menjadi tanda pemantik untuk dimulai konsep wisata kesehatan. Mengingat Bali adalah surga wisata dunia dan telah memiliki infrastruktur yang lengkap, seperti bandara, jalan tol, hotel, dan infrastruktur memadai lainnya.

“Dampaknya pasti positif. Karena memang Bali merupakan pusat wisata di Indonesia dan dunia, sehingga potensi ekonominya besar,” ungkap Tauhid, Selasa (28/12).

Alasan health tourism yang diinisiasi Erick bisa menjadi pamor baru dan memberi kontribusi untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia, adalah, pertama adalah dari sisi rumah sakit.

Baca Juga : Erick Thohir Gencarkan Hilirisasi Ekonomi Digital, Guna Hentikan Impor

“Dari sisi rumah sakit, akan banyak orang yang datang berobat, membutuhkan jasa dokter, peralatan medis dan lain lain,” ujar Tauhid.

Kedua, lanjut Tauhid, terdapat peluang lain yang bisa muncul dari adanya RS Internasional di Bali ini. RS berskala internasional pertama milik pemerintah ini, memiliki daya tarik untuk layanan kesehatan dalam negeri dengan sistem dan fasilitas komplit serta terintegrasi.

“Karena ini tourism, biasanya mereka tidak langsung pulang setelah selesai, tapi ada proses untuk penyembuhan yang lebih lama di tempat wisata, spending money-nya lebih banyak dari yang biasanya,” ucapnya.

Ketiga, orang yang menemani di RS juga disediakan infrastruktur pendukung. Sehingga spending money rata-rata lama menginap, atau pemanfaatan wisata di daerah tourism bisa lebih banyak, karena Bali memang punya daya tarik tersendiri.

Baca Juga : Erick Thohir Kerap Angkat Milenial Jadi Komisaris BUMN, Begini Nasibnya!

Selain itu, berdasarkan data pemerintah, selama ini terdapat 2 juta masyarakat Indonesia memilih untuk pergi ke luar negeri dalam rangka berobat atau melakukan pengobatan setiap tahun. Hal ini membuat Indonesia kehilangan sekitar Rp97 triliun.

“Dengan adanya RS ini bisa mengambil ceruk pasar orang-orang yang selama ini bepergian ke luar. Akan sangat bermanfaat terutama menggaet pasar berdasarkan kelas-kelas yang ada di Indonesia, terutama menengah ke atas,” ujar Tauhid.

Disamping itu, pembangunan RS Internasional Bali juga dinilai meningkatkan daya saing Indonesia di bidang kesehatan. Sebab faktanya, masyarakat Indonesia lebih memilih untuk berobat di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

“Karena kita ingin melakukan persaingan dengan Malaysia dan Singapura, yang selama ini warga kita berobat ke RS Internasional di dua negara tersebut,” ujar Tauhid. (TN)

Comments are closed.