AI, Revolusi Senyap yang Mengubah Cara Pemimpin Ambil Keputusan
BusinessNews Indonesia – Bayangkan seorang pemimpin perusahaan yang dulu hanya mengandalkan intuisi dan pengalaman untuk menentukan arah kebijakan. Kini, ia punya “partner baru” yang tak pernah lelah, bisa menganalisis ribuan variabel dalam hitungan detik, dan bahkan memprediksi masa depan. Partner itu adalah Artificial Intelligence (AI).
“AI bukan lagi sekadar teknologi pendukung. Hari ini, ia sudah menjadi co-pilot strategis dalam merancang masa depan organisasi. Dengan AI, kita mampu membaca pola yang sebelumnya tidak kasat mata dan merespons perubahan dengan akurat,” ujar Hasan Imaduddin, VP of Business Development & Partnership Volantis, saat berbicara dalam Workshop, Seminar, dan Exclusive Demo bertajuk “GRC & BJR in UU BUMN 2025: Enabling Strategic Intelligence Through AI” di Hotel The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta, Sabtu (23/8/2025).
Hasan menekankan, kehadiran AI telah menggeser paradigma lama pengambilan keputusan yang mengandalkan intuisi semata menjadi data-driven leadership. AI memberi akses pada analisis prediktif, simulasi skenario, hingga rekomendasi keputusan berbasis data real time.
Dalam pemaparannya, Hasan membedah spektrum teknologi AI mulai dari Machine Learning (ML) yang membuat mesin belajar dari data, Neural Networks yang meniru struktur otak manusia, hingga Deep Learning yang merevolusi bidang seperti computer vision dan Natural Language Processing (NLP).
Perkembangan terbaru, kata Hasan, adalah Generative AI. Teknologi ini mampu melahirkan konten baru, mulai dari teks, gambar, hingga kode program. “Model seperti GPT adalah bukti nyata bahwa AI tak hanya cerdas, tapi juga kreatif,” ungkapnya.
Namun, Hasan mengingatkan, adopsi AI tidak bisa dilakukan secara instan. Organisasi perlu menilai kesiapan internal, menentukan kasus penggunaan yang relevan, memilih mitra teknologi yang tepat, serta membangun kemampuan SDM. AI juga harus diposisikan sebagai alat monitoring dan optimalisasi berkelanjutan, bukan sekadar proyek jangka pendek.
“AI adalah revolusi senyap. Ia bekerja di balik layar, namun dampaknya akan sangat besar bagi arah organisasi. Pemimpin yang bisa bersinergi dengan AI akan melangkah lebih cepat dan lebih jauh dibanding yang hanya mengandalkan intuisi,” pungkas Hasan.
Comments are closed.