Reksa Dana Pasar Uang Menarik di Semester I-2024, Emang Iya?

JAKARTA, businessnews.co.id – Sejumlah pelaku pasar mulai mencermati prospek reksa dana pasar uang sebagai salah satu instrumen investasi pilihan pada semester pertama tahun 2024.

Beberapa hal turut menjadi pertimbangan, di antaranya yakni terkait pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang disebut akan tetap bergerak stabil. Selain itu, kebijakan bank sentral AS (The Fed) yang bernada dovish juga menjadi katalis positif bagi instrumen tersebut.

“Di semester I tahun ini kami menyarankan strategi investasi konservatif, seperti misalnya reksa dana pasar uang dan reksa dana yang berbasiskan obligasi korporasi,” kata Head of Research Team Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy, Rabu (24/2).

Secara umum, IHSG disebutnya tidak akan bergerak terlalu jauh pada semester pertama tahun ini kendati bertepatan di momentum pesta politik. Robertus menargetkan IHSG akan menyentuh level 8.100 di tahun ini, ditopang oleh sejumlah sektor termasuk telekomunikasi, barang konsumer non primer (konsumer) dan perbankan (finansial).

“Kami masih menargetkan IHSG 8.100 untuk tahun ini, terutama apabila BI (Bank Indonesia) menurunkan suku bunga dan juga ada kejelasan hasil Pemilu,” ujar Robertus.

Menurutnya, kebijakan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang memiliki kecenderungan dovish, atau kebijakan moneter yang cenderung mendukung pertumbuhan ekonomi, juga dianggap sebagai katalis positif bagi instrumen investasi seperti reksa dana pasar uang.

Kondisi pasar yang cenderung stabil, dukungan dari kebijakan bank sentral AS, dan proyeksi kinerja IHSG yang positif dapat menjadi dasar pertimbangan investor dalam mengelola portofolio investasi mereka pada periode enam bulan pertama di tahun ini.

Seperti diketahui, reksa dana merupakan produk investasi yang mengumpulkan dana dari investor untuk dikelola oleh manajer investasi profesional. Nantinya, dana tersebut ditempatkan ke sejumlah instrumen seperti saham, obligasi, pasar uang, dan lainnya.