NCC 2024

Mantap! Terobosan Menuju Energi Bersih, PLN Produksi 51 Ton Hidrogen Hijau Tahunan

JAKARTA, businessnews.co.id –  PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Nusantara Power (PLN NP) berencana memproduksi 51 ton green hydrogen setiap tahunnya, yang sepenuhnya berasal dari sumber energi terbarukan. Green Hydrogen Plant (GHP) PLN berlokasi di Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang, Pluit, Jakarta.

Green hydrogen, yang dikenal sebagai hidrogen hijau, merupakan sumber energi bersih yang tidak menghasilkan emisi karbon atau residu berbahaya ke udara. Menurut Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yudo Dwinanda Priaadi, hidrogen hijau menjadi pilar utama dalam transisi energi menuju target Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060.

Yudo menyatakan bahwa inisiatif ini adalah terobosan yang luar biasa dan dapat menjadi perubahan signifikan dalam transisi energi. Dia juga menekankan bahwa Indonesia memiliki peluang besar dalam pengembangan hidrogen hijau, dengan negara tetangga seperti Singapura tertarik untuk menyerap produksi hidrogen hijau dari Indonesia.

“This is true breakthrough! Yang dilakukan PLN Ini terobosan luar biasa. Ke depan, hidrogen hijau ini adalah game changer dalam transisi energi. Pemerintah komit untuk mengembangkan ini dan terus melakukan kajian dan rumusan kebijakan yang lebih komprehensif untuk mendorong hidrogen hijau ini berkembang di Indonesia,” ujar Yudo dikutip dalam keterangan tertulis, Selasa, 10 Oktober 2023.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa GHP merupakan hasil inovasi PLN dalam menjawab tantangan transisi energi, dengan salah satu manfaatnya adalah sebagai bahan bakar transportasi. Darmawan juga mencatat bahwa masa depan transportasi tidak hanya akan melibatkan listrik, tetapi juga hidrogen.

“Ini merupakan wujud nyata dari kolaborasi bersama Kementerian ESDM. Karya Inovasi ini kami lakukan dalam menjawab transisi energi. Memaksimalkan existing facility yang ada di PLTGU Muara Karang, kemudian kami lakukan inovasi dengan memanfaatkan 100 persen EBT menjadi green hydrogen,” tegas Darmawan.

GHP ini menggunakan sumber daya dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di PLTGU Muara Karang dan juga memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang melalui pembelian Renewable Energy Certificate (REC). Dari produksi total 51 ton hidrogen per tahun, sebagian besar dapat digunakan untuk menggerakkan 147 mobil yang dapat menempuh jarak 100 km setiap hari, dengan potensi besar untuk mengurangi emisi CO2 yang signifikan.

Selain untuk transportasi, hidrogen hijau ini juga memiliki berbagai aplikasi dalam industri, termasuk pembuatan baja, produksi beton, serta pembuatan bahan kimia dan pupuk.

Comments are closed.