Jokowi Beri Jaminan Stok Beras di Bulog Mencukupi, Masyarakat Diminta Tak Khwatir

Jakarta, Businessnews.co.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa saat ini semua negara sedang mengalami kekeringan akibat fenomena El Nino. Di Indonesia, ada tujuh provinsi yang terdampak oleh kekeringan, tetapi Presiden meminta masyarakat untuk tidak khawatir tentang ketersediaan stok beras.

“Ini semua negara sedang mengalami kekeringan El Nino termasuk Indonesia, meskipun hanya beberapa provinsi, ada 7 provinsi di kita. Oleh sebab itu saya datang ke gudang-gudang Bulog di sini nanti di Jakarta mungkin nanti di daerah untuk memastikan bahwa stoknya itu ada. yang paling penting stoknya ada,” ungkap Jokowi, Senin (11/9).

Setelah melakukan peninjauan di gudang Bulog, Jokowi menyatakan bahwa masih ada stok beras yang mencukupi di gudang-gudang Bulog.

“Stok barang masih ada di gudang-gudang Bulog. Saat ini, terdapat 1,6 juta ton beras di gudang Bulog, dan 400.000 ton beras sisa dari kuota impor tahun ini sedang dalam perjalanan,” katanya.

“Dengan stok 1,6 juta ton di gudang dan 400.000 ton dalam perjalanan, total stok akan mencapai 2 juta ton, sementara biasanya stok beras kita hanya sekitar 1,2 juta ton. Jadi, tidak perlu khawatir,” tambahnya.

Untuk mendukung ketersediaan beras di masyarakat, pemerintah akan memberikan bantuan pangan berupa beras kepada 21,35 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Setiap KPM akan menerima 10 kilogram bantuan pangan beras per bulan selama tiga bulan.

“Setiap bulan, sekitar 210.000 ton beras akan disalurkan oleh Bulog sebagai bantuan pangan. Program ini telah dimulai pada bulan September dan akan berlanjut hingga November. Ini bertujuan untuk mencegah dampak kenaikan harga beras pada masyarakat,” jelasnya.

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi, menyatakan bahwa peluncuran bantuan pangan oleh Presiden Jokowi menunjukkan dimulainya distribusi bantuan ini ke seluruh Indonesia, dengan target penerima sebanyak 21,35 juta KPM berdasarkan data dari Kementerian Sosial.

Arief juga menjelaskan bahwa bantuan pangan beras adalah salah satu langkah intervensi untuk menjaga daya beli masyarakat, terutama masyarakat berpendapatan rendah, dengan tujuan mengendalikan laju inflasi. Inflasi beras hingga Agustus telah mencapai 7,9%, dan meskipun banyak negara mengalami kenaikan harga pangan, Indonesia masih dapat mengendalikan situasinya.

Comments are closed.