The Fed Tahan Suku Bunga di Kisaran 5,25-5,5 Persen

JAKARTA, businessnews.co.id – Bank sentral Amerika Serikat (AS) the Federal Reserve (the Fed) memutuskan untuk tidak mengerek lebih tinggi tingkat suku bunga. The Fed menentukan sikapnya untuk mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 5,25%-5,5%.

Keputusan mempertahankan suku bunga oleh the Fed ini menjadi yang kedua kali setelah sebelumnya bank sentral AS tersebut turut mengambil langkah yang sama. Terakhir kali, keputusan the Fed mengerek suku bunga terjadi pada pertemuan FOMC (Federal Open Market Committee) bulan 25 Juli 2023 lalu.

Catatan kinerja indikator makro yang kuat oleh AS menjadi dalang dari keputusan the Fed untuk tidak membawa tingkat suku bunga ke level yang lebih tinggi. Pada periode kuartal III-2023, AS berhasil membukukan pendapatan domestik bruto (PDB) yang tumbuh ekspansif sebesar 4,9% secara year-on-year (yoy).

Capaian PDB AS pada periode tersebut pun terhitung berada di atas ekspektasi pasar. Sebelumnya, pasar memproyeksikan PDB AS kuartal III-2023 tumbuh sebesar 4,3% qoq.

Berdasarkan data dari Biro Analisis Ekonomi AS, belanja konsumen AS tercatat melonjak sebesar 4% dibandingkan kuartal sebelumnya di 2023 yang tumbuh 0,8%. Peningkatan ekspansif belanja konsumen tersebut dikontribusi dari berbagai hal, mulai dari konsumsi perumahan dan utilitas, kesehatan, hingga barang dan kendaraan rekreasi.

“Komite tetap menetapkan target inflasi di kisaran 2%. Dalam menetapkan kebijakan moneter, komite akan mempertimbangkan dampak kumulatif dari pengetatan moneter, dampak ekonomi, dan perkembangan sektor keuangan,” tulis The Fed dalam keterangan resminya Kamis (2/11).

Data PDB AS Kuartal II-2023 yang ekspansif mengindikasikan ekonomi AS memiliki fondasi yang kokoh di tengah tantangan eksternal. Kondisi pertumbuhan ekonomi yang solid ini juga pada dasarnya dapat menjadi dorongan positif bagi dunia investasi RI.

Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan terjaga diharapkan bermuara pada kebijakan the Fed yang bersifat dovish, atau cenderung menjaga suku bunga pada level yang rendah.

Sebab, ketika suku bunga deposito dan instrumen keuangan yang lebih aman memberikan tingkat pengembalian lebih rendah, investor tentu akan beralih ke instrumen lain yang berpotensi mampu memberikan imbal hasil lebih tinggi, misalnya seperti saham dan obligasi.

Comments are closed.