NCC 2024

Transformasi Ekonomi dan Hilirisasi Indonesia Menuju 2045: Tantangan dan Pentingnya Implementasi GRC

Jakarta, Businessnews.co.id Chairperson Board of Jury GRC & Performance Excellence Award 2023, yang juga merupakan Dekan Fakultas Komunikasi dan Diplomasi & Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FKD & FEB) Universitas Pertamina, Dewi Hanggraeni mengatakan, transformasi ekonomi dan hilirisasi menjadi fokus utama Indonesia dalam upaya mencapai visi jangka panjangnya untuk tahun 2045.

Visi ini bertujuan untuk mengubah perekonomian Indonesia menjadi lebih maju, berkelanjutan, dan berbasis nilai tambah, sehingga mampu bersaing di pasar global yang semakin kompetitif.

Namun, perjalanan menuju transformasi ekonomi yang sukses tidaklah mudah. Indonesia dihadapkan pada sejumlah tantangan yang perlu diatasi dalam rangka mencapai visi tersebut.

“Ada Top 10 Risk dunia, salah satu masalah yang mendominasi adalah cyber risk lalu dilanjutkan dengan masalah kedua terkait dengan business development dan ketiga mengenai perkembangan ekonomi secara makro. Kemudian yang juga menjadi salah satu PR besar kita bersama adalah mengenai bagaimana kita memitigasi krisis energi. Berikutnya adalah terkait legalitas dan regulasi, perubahan iklim dan yang kedelapan adalah kekurangan tenaga kerja terampil,” ungkap Dewi.

Tak hanya itu, fire explotion (ledakan api) dan political risk and violence (risiko politik dan kekerasan) turut menjadi tantangan dunia menuju transformasi ekonomi.

Dengan demikian implementasi Governance, Risk Management, and Compliance (GRC) memiliki peran penting dalam memastikan bahwa proses transformasi ekonomi berjalan dengan lancar.

GRC adalah pendekatan terintegrasi yang menggabungkan manajemen tata kelola, risiko, dan kepatuhan untuk memastikan bahwa perusahaan atau negara dapat beroperasi dengan efisien, meminimalkan risiko, dan mematuhi semua peraturan yang berlaku. Dalam paparannya, Dewi menjelaskan pada konteks transformasi ekonomi Indonesia, implementasi GRC menjadi sangat penting karena berbagai alasan berikut:

  1. Tata kelola, manajemen risiko, kepatuhan dapat memastikan kesuksesan perusahaan dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
  2. Tata kelola, manajemen risiko dan kepatuhan perusahaan yang kuat menjaga kepercayaan investor, sehingga perusahaan bisa meningkatkan modal secara efisien dan efektif.
  3. Berguna untuk menurunkan biaya modal.
  4. Memberikan dampak positif pada harga saham.
  5. Memberikan dorongan yang tepat kepada pemilik serta manajemen puncak untuk mencapai tujuan yang menjadi kepentingan pemegang saham dan perusahaan.
  6. Tata kelola dan kepatuhan perusahaan yang baik juga meminimalkan tindakan pemborosan, KKN, risiko, dan salah urus.
  7. Membantu dalam pembentukan dan pengembangan “BRANDING”.
  8. Organisasi dikelola dengan cara yang sesuai dengan mengakomodir semua pemangku kepentingan dalam koridor ketentuan yang berlaku.
  9. Meningkatkan budaya  sadar risiko, meningkatkan confidence level,
  10. Mengurangi potensi kerugian, meningkatkan daya saing, mengoptimalkan nilai Perusahaan, dan pertumbuhan yang berkelanjutan, serta inovasi.

Transformasi ekonomi dan hilirisasi Indonesia menuju tahun 2045 adalah perjalanan yang ambisius dan penting. Meskipun banyak tantangan yang dihadapi, implementasi GRC diharapkan akan memainkan peran kunci dalam membantu Indonesia mencapai visinya untuk menjadi ekonomi yang lebih maju, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi dalam menghadapi perubahan dinamika global.

Dengan dukungan yang kuat dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, Indonesia memiliki potensi besar untuk mewujudkan visi ini dan meraih kesuksesan dalam transformasi ekonomi yang sedang berlangsung.

Comments are closed.