Bukit Asam Wujudkan Visi Perusahaan dengan Penerapan GRC Terintegrasi

Jakarta, Businessnews.co.id –  PT Bukit Asam Tbk (PTBA) merupakan salah satu anggota dari Holding BUMN Pertambangan atau Mining Industry Indonesia (Mind ID). PT Bukit Asam memiliki beberapa segmen usaha dengan segmen operasi utamanya adalah pertambangan batu bara.

Meski merupakan perusahaan yang menggeluti bidang usaha batu bara, PTBA berkomitmen untuk terus mendukung target Pemerintah mencapai nol emisi atau Net Zero Emission pada 2060. Hal itu tercermin dalam visinya untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli terhadap lingkungan.

“PTBA memiliki visi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli terhadap lingkungan karena kami mendukung arahan Pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission,” ungkap Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Arsal Ismail saat penjurian GRC Award 2023 yang diselenggarakan Majalah BusinessNews Indonesia secara online, pada Jum’at (4/8/2023).

Arsal Ismail menyebut, saat ini PT Bukit Asam merupakan perusahaan batu bara yang memiliki cadangan batu bara terbesar di Indonesia. PTBA memiliki total suber daya sebesar 5,054 Miliar ton dengan cadangan tertambang sebesar 2,735 Miliar ton.

Dalam menjalankan bisnisnya, PTBA memiliki 4 fokus utama untuk mendukung strategi bisnis perusahaan dalam jangka panjang. Pertama, pengembangan kapasitas angkutan batu bara dan Pelabuhan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan penjulan di PTBA.

Kedua, pembangunan pembangkit listrik yang diwujudkan melalui pembangunan pembangkit listrik tenaga uap mulut tambang maupun energi baru terbarukan melalui pembangkit listrik tenaga surya.

“Lalu ketiga, sejalan dengan intruksi presiden untuk mendukung Net Zero Emission, kami juga fokus pada pengembangan Hilirisasi,” terang Arsal.

Kemudian, yang terakhir adalah manajemen karbon. Perusahaan menerapkan E-Mining Reporting System, yaitu sistem pelaporan produksi secara real time dan daring sehingga mampu meminimalkan pemantauan konvensional yang menggunakan bahan bakar serta penerapan Eco Mechanized Mining, yaitu mengganti peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar berbasis fosil menjadi elektrik.

Menurut Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Bukit Asam Tbk, Farida Thamrin, PTBA memiliki lini pertahanan yang kuat dalam mengelola manajemen risiko dengan mengacu pada Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara (Permen BUMN) yang mengatur tata kelola dan manajemen risiko yang terintegrasi.

“Perseroan telah menerapkan konsep Three Lines Model dengan Organ Pengurus, Manajemen, dan Audit Internal telah mengetahui dan menjalankan peran masing-masing dalam setiap Proses Manajemen Risiko,” papar Farida.

Tak sampai disitu, dalam upaya mewujudkan visinya, seuruh insan PT Bukit Asam sepenuhnya mendukung penerapan GRC (Governance, Risk, and Compliance) yang terintegrasi termasuk Dewan Komisaris dan Direksi PTBA.

“Dewan Komisaris mendukung GRC melalui berbagai komite, termasuk Komite Audit dan Komite Risiko Usaha, Pasca Tambang, CSR, Nominasi dan Remunerasi, serta PSDM. Dewan Komisaris berperan penting dalam mengawasi kebijakan pengelolaan perusahaan dan jalannya pengelolaan secara umum, baik mengenai perusahaan maupun usaha perusahaan yang dilakukan oleh Direksi, serta memberikan nasihat kepada Direksi termasuk pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perusahaan, Anggaran Dasar Perusahaan, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan,” terang VP Sistem Manajemen Perusahaan & GCG, Tri Ubaya Sakti.

Tri Ubaya melanjutkan, Direktur Utama sebagai pimpinan tertinggi Perusahaan juga memiliki peranan penting dalam mendukung GCR di Perusahaan, diantaranya dengan membentuk satuan kerja khusus yang membidangi GCG, Manajemen Risiko, legal dan compliance untuk menjamin tegaknya GCR di Perusahaan, serta telah menetapkan beberapa pedoman penting diataranya Pedoman Manjemen Risiko, Pedoman GCG, dan lain-lain.

Selain itu, PT Bukit Asam aktif dalam memperbarui pedoman yang berlaku di lingkungan perusahaan untuk memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini ditandai dengan sertifikasi ISO 31000 Manajemen Risiko yang dipegang Perusahaan.

Dalam menerapkan GRC, perusahaan juga menggunakan teknologi informasi (TI) untuk membangun sistem GRC.

“Teknologi informasi pada proses bisnis Perusahaan memiliki peran yang penting dalam mendukung ketepatan pengambilan keputusan yang akurat dan cepat (real time),” papar Risk Manager PT Bukit Asam Tbk, Efi Fidinilah.

Tak hanya itu, TI juga memiliki peran penting dalam membangun sistem. Diantaranya telah ada adanya one-stop application terkait dengan GCG, Manajemen Risiko, Gratifikasi, dan lain-lain.

Sebagai informasi, GRC & Performance Excellence Award ini adalah kegiatan corporate rating (award) tahunan, di bidang Tata kelola perusahaan (GCG), Manajemen Risiko, dan Manajemen Kepatuhan. Tujuan dari Award ini adalah untuk mendorong peningkatan bisnis perusahaan melalui pengembangan kebijakan dan implementasi tata kelola perusahaan, manajemen risiko, dan kepatuhan terhadap regulasi secara terintegrasi.

Kegiatan ini juga didukung oleh para pakar dan profesional bidang GCCS, Strategic Management, Finance Banking, Insurance, ICT, Riset & Inovasi konsultan GCG, Manajemen Risiko, Manajemen Kepatuhan, maupun berbagai perguruan tinggi dan yang lainnya, kesemuanya tergabung sebagai Dewan Juri GRC & Performance Excellence Award 2023.

Dewan juri yang hadir dan menilai pada kesempatan ini ialah Ir. Haryono, MSc, PhD., Dr. Pandu Patriadi, SE, MBA, MH, DBA., Sofyan Rohidi, MBA. dan Dr. Dewi Hanggraeni, SE, MBA, CA, CACP.

Comments are closed.