NCC 2024

WIKA Terus Berupaya Kejar Target Kontrak Baru di Tahun 2022

BusinessNews Indonesia – Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) terus berupaya mengejar target kontrak baru sebesar Rp 42,57 triliun pada tahun 2022.

Asal tahu saja, hingga akhir kuartal I-2022, WIKA berhasil mengantongi kontrak baru senilai Rp 9,28 triliun atau naik 99,41% dibandingkan kontrak baru di kuartal I-2021 lalu. Hasil tersebut juga setara 21,79% dari target kontrak baru WIKA pada tahun ini.

Komposisi perolehan kontrak baru WIKA di tahun ini ditargetkan 67% berasal dari induk dan 33% dari entitas anak usaha.

Mahendra Vijaya, Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya menyampaikan, untuk perolehan kontrak baru pada kuartal-kuartal ke depan, WIKA menyasar pada proyek-proyek pemerintah dan BUMN yang masih akan ditenderkan sampai akhir tahun ini.

Di saat yang sama, WIKA juga mengincar proyek-proyek di luar negeri seperti di wilayah Asia dan Timur Tengah.

“Total nilai tender yang diikuti kami sampai saat ini mencapai Rp 21 triliun dan masih akan ada lagi tender yang diikuti sampai akhir tahun 2022,” ujar dia, Jumat (27/5).

Dalam berita sebelumnya, tahun ini WIKA terlibat dalam proyek revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta sebagai bagian dari momentum penyelenggaraan G-20 di Indonesia. Berkolaborasi bersama PT PP (Persero) Tbk, WIKA melaksanakan pekerjaan konstruksi terintegrasi design & build revitalisasi pangkalan TNI AU dan Bandara Halim Perdanakusuma.

Di proyek ini, WIKA bersama PTPP akan melaksanakan pekerjaan airside dan landside yang meliputi penyehatan landasan pacu (runway) dan landas hubung (taxiway), serta peningkatan kapasitas landas parkir (apron) pesawat naratama dan naratetama.

Selain itu, proyek strategis yang sedang digarap WIKA adalah proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang mana saat ini telah mencapai progress 84%. Proyek ini dikerjakan WIKA melalui anak usahanya PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) dan ditargetkan selesai pada tahun 2023.

Lebih lanjut, baru-baru ini WIKA memperoleh fasilitas kredit modal kerja (KMK) konstruksi sebesar Rp 340 miliar dan nilai penjaminan sebesar Rp 425 miliar dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN). Dana tersebut dipakai untuk pembiayaan pekerjaan pemancangan dan sipil area CE proyek Smelter Manyar yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur.

Sementara di luar negeri, WIKA melalui Wijaya Karya Beton juga mampu memenangi tender proyek pekerjaan rel kereta api milik Philippines National Railways (PNR) pada kuartal I-2022.

WIKA turut mempersiapkan sejumlah anak usahanya untuk masuk ke bursa saham melalui pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO). Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, anak usaha WIKA yaitu PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi (WIKON) sedang disiapkan untuk IPO pada tahun 2022.

Kemudian, pada tahun 2023 WIKA berencana membawa PT WIKA Realty melangkah ke bursa saham. Rencana IPO juga tengah dilakukan anak usaha WIKA lainnya yaitu PT WIKA Rekayasa Konstruksi (WIKA Rekon) pada tahun 2024 mendatang.

Manajemen WIKA belum bicara banyak terkait perkembangan persiapan IPO tiga anak usahanya tersebut. Pihak WIKA tentu akan selalu mempertimbangkan situasi pasar modal dan ekonomi nasional dalam melakukan aksi korporasi tersebut.

“Saat ini kami masih mengevaluasi kondisi pasar dan situasi ekonomi dahulu untuk memastikan kapan timing yang tepat untuk IPO anak usaha,” jelas Mahendra.

Sekadar informasi, WIKA mencetak kenaikan pendapatan neto 7,7% (yoy) menjadi Rp 17,80 triliun pada tahun 2021. Namun, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk WIKA turun 36,66% (yoy) menjadi Rp 117,66 miliar.

 

Comments are closed.