NCC 2024

Tekan Perubahan Iklim, Pertamina Percepat Peningkatan Bauran Energi dengan Binary Unit

Businessnews Indonesia – Pertamina melalui subholding Pertamina New Renewable Energy menginisiasi peningkatan kapasitas terpasang panas bumi, melalui penerapan teknologi Binary dengan membangun Binary Unit untuk menghasilkan potensi tambahan kapasitas listrik hingga 25 MW. Hal itu guna mendorong percepatan peningkatan bauran energi demi menekan perubahan iklim, penggunaan energi bersih, dan penurunan emisi karbon.

Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) menjelaskan, binary unit merupakan fasilitas yang memanfaatkan brine (cairan / air panas bumi) yang diinjeksi kembali ke dalam perut bumi untuk menghasilkan listrik, sehingga dapat menambah kapasitas listrik yang dihasilkan.

“Ini adalah salah satu quick win untuk Indonesia meningkatkan bauran energi dari energi baru dan terbarukan. Karena pertama, dari sisi hulu pembangunan, binary unit tidak memerlukan eksplorasi sumur baru, sehingga lebih cepat dan investasinya lebih rendah. Kedua, dari sisi konstruksi pembangunannya lebih cepat karena sistemnya modular, sehingga investasinya juga lebih efisien,” ungkap Nicke, di Kantor PGE area Lahendong, Tomohon, Sulawesi Utara, Senin (25/4).

Salah satu wilayah kerja panas bumi yang telah mengembangkan binary unit adalah wilayah Lahendong yang dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

PGE wilayah Lahendong telah memberikan kontribusi yang cukup besar di dalam suplai sistem kelistrikan di wilayah Sulawesi Utara, yakni sebesar 20% atau sekitar 120 MW dari 589 MW kapasitas terpasang daerah tersebut.

“Hal ini sudah melampaui rata-rata daerah lainnya, karena secara umum porsi suplai energi baru dan terbarukan rata-rata 12% di dalam sistem kelistrikan,” ucapnya.

Kapasitas terpasang di area panas bumi PGE di Lahendong ini berasal dari enam Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah dioperasikan. Ke depan, PGE memiliki rencana pengembangan jangka panjang dengan menambah dua unit PLTP baru yang masing-masing memiliki estimasi kapasitas 20 MW.

Dengan investasi yang rendah, lanjut Nicke, maka biaya produksi listrik juga bisa lebih rendah. Semakin besar Binary Unit yang dioperasikan maka tambahan listrik akan semakin besar. Sehingga secara keseluruhan investasi bisa lebih murah.

“Kami melihat, Indonesia dengan potensi 28.000 MW di Geothermal ini menjadi satu-satunya renewable energy dengan best load. Artinya, energi dari panas bumi ini selalu tersedia dan tidak memerlukan back up seperti energi angin maupun matahari yang bersifat intermiten. Selain itu, binary juga merupakan salah satu solusi yang bisa menurunkan tarif listrik dan sudah dipastikan ketersediaannya,” ungkap Nicke.

(TN)

Comments are closed.