NCC 2024

Lewat OPini, Kemenkum HAM Dorong Peranan Perempuan dalam Agenda G20

BusinessNews Indonesia – Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM melakukan transformasi digital untuk merespon pandemi Covid19 dengan menggagas Obrolan Peneliti (OPini). OPini digagas untuk mengubah sosialisasi yang sifatnya konvensional/ tatap muka, menjadi sosialisasi partisipatif memanfaatkan aplikasi rapat daring.

OPini menghadirkan narasumber dari beragai latar belakang mulai dari peneliti, akademisi, praktisi hingga politisi. Keragaman ini diharapkan mampu menghasilkan perspektif yang kaya dan mampu menciptakan kultur ilmiah di tengah masyarakat. Pada 6 Mei 2022 lalu OPini genap berusia dua tahun.

Selama pelaksanaan OPini, lebih dari 14,000 masyarakat telah bergabung membahas isu aktual yang menjadi keresahan bersama. Berbagai narasumber hadir menyumbangkan gagasan, antara lain Wakil Gubernur NTT, Anggota DPR RI, Gubernur Lemhanas, serta para NGO di tingkat nasional dan daerah. Narasumber yang hadir memberikan masukan yang berharga dalam penyusunan naskah rekomendasi kebijakan yang menjadi tugas dan fungsi Balitbang Hukum dan HAM.

Pada OPini edisi tujuh belas pada Selasa (31/05), Balitbang Hukum dan HAM mengangkat tema “Peran Nyata Perempuan dalam Agenda G20: Pembangunan Ekonomi melalui Teknologi”. Tema ini digagas untuk merespon salah satu agenda utama Presidensi Indonesia dalam forum G20 yaitu transformasi ekonomi digital.

Pemerintah Indonesia mengajak pemimpin negara dalam forum G20 untuk membangun ekonomi yang inklusif dengan cara memajukan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Data dari Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa 64,5% pemilik UMKM adalah perempuan. Ini menjadi potensi yang besar untuk meningkatkan peran nyata perempuan dalam pemulihan ekonomi dunia.

Meski begitu, fakta menunjukkan bahwa belum semua UMKM perempuan memiliki akses yang cukup ke ekosistem pembiayaan dan digital. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kesenjangan akses terhadap teknologi yang dialami oleh perempuan. Berdasarkan data Susenas (2019), akses internet untuk kaum perempuan secara konsisten mengalami kesenjangan selama periode 2016 hingga 2019.

Pada 2016, pengguna internet perempuan 7,6% lebih sedikit dibanding laki-laki. Selisih angka ini bergeser dimana pada tahun 2017 pengguna internet perempuan 7,04% lebih sedikit dibanding laki-laki, lalu menjadi 6,34% pada 2018 dan 6,26% pada 2019. Untuk itu, penting untuk menelisik lebih jauh akar permasalahan, tantangan dan peluang perempuan dalam membangun ekonomi digital yang inklusif.

Melihat isu aktual yang sedang terjadi dan dalam rangka mendukung agenda G20 tahun ini, maka Obrolan Peneliti (OPini) edisi ini akan membahas bagaimana pemberdayaan perempuan lewat pemajuan akses terhadap teknologi mampu meningkatkan ketangguhan perempuan di masa pandemi.

Narasumber yang hadir mengulas tentang kesenjangan akses teknologi tentang perempuan, bagaimana G20 menyasar isu ini serta inisiatif para perempuan di bidang teknologi. OPini dibuka oleh Kepala Balitbang Hukum dan HAM, Dr. Sri Puguh Budi Utami.

Hadir sebagai narasumber Nevey Varida A., SH, MH (Peneliti Balitbang Hukum dan HAM), Dr. Femmy Eka Kartika Putri, M.Psi (Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan), Prof. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi, B.Eng, M.Eng (Profesor Riset Bidang Teknologi Proses Elektrokimia Badan Riset dan Inovasi Nasional) dan Esti Khoerunnisa (Senior Project Coordinator di Krealogi by Du Anyam).

Comments are closed.