PWRI Rayakan HUT Ke-60: “Sehat Bangkit Sejahtera”
BusinessNews Indonesia – Memperingati hari jadi yang ke-60, Pengurus Besar Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PB PWRI) terus meningkatkan kesejahteraan bagi anggota PWRI di seluruh Indonesia. Acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-60 tersebut dilaksanakan secara hybrid dan diikuti oleh wredatama seluruh indonesia di Gedung Dhanapala Kemenkeu Jakarta Pada Rabu, 31 Agustus 2022.
Dengan mengusung semangat “Sehat Bangkit Sejahtera”, PWRI berharap kebersamaan dengan Pemerintah dapat meningkatkan kesejahteraan untuk seluruh anggota PWRI. Dengan demikian, PWRI akan tetap memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh anggota, masyarakat, bangsa dan negara. Karena walaupun para anggota sudah purna tugas lebih dari 30 tahun dan sudah mulai berumur senior, namun tetap semangat menjaga kesehatan yang prima dengan cara senam dan aktifitas lain.
Oleh karena itu, banyak anggota yang tetap aktif di kegiatan sosial kemasyarakatan serta membantu komunitas. Bahkan hingga saat ini, banyak anggota yang masih memiliki aktivitas produktif, seperti memproduksi sesuatu, menjalankan berbagai usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), menjadi dosen, konsultan maupun volunteer di berbagai Non-Governmental Organization (NGO) dan yayasan.
Ketua Pelaksana Ir. Irnanda Laksanawan, MSc Eng,PhD mengucapkan selamat dan berterimakasih kepada seluruh panitia yang terlibat yang sudah bekerja keras, serta ucapan terimakasih ditujukan atas dukungan kepada pengurus PWRI pusat, Ketua Umum PWRI Bapak Prapto Hadi, Wakil ketua umum PWRI Bapak Setyanto P. Sentosa, juga kepada seluruh mitra kerja dan sponsor.
“Saya ucapkan Selamat Ulang Tahun ke-60 kepada PWRI. PWRI merupakan wadah bagi para pensiunan khususnya pensiunan PNS, untuk tetap memberikan sumbangan pemikiran demi kemajuan masyarakat secara luas. Artinya tidak ada kata berhenti dalam perjuangan. Usia lanjut bukanlah menjadi halangan untuk berbakti kepada nusa, bangsa, dan negara”, kata Irnanda.
Adapun serangkaian acara menuju peringatan HUT Ke-60 PWRI ini antara lain: bakti sosial, bazzar, pemeriksaan kesehatan atau kebugaran, kewirausahaan, kesenian dan olahraga serta kerohanian sekaligus memberikan penghargaan kepada para anggota PWRI yang telah memberikan kontribusi yang positif dan dapat membangkitkan inspirasi bagi anggota PWRI lainnya maupun masyarakat umum.
Visi PWRI adalah mewujudkan organisasi berskala nasional yang kuat dan mandiri sebagai wadah tunggal yang menghimpun dan membina seluruh wredatama serta terwujudnya peningkatan kesejahteraan anggota dan keluarganya, serta pemberdayaan anggota yang potensial.
Kilas Balik Kelahiran PWRI
Sejak kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 1945, telah terbentuk organisasi pensiunan di berbagai daerah dengan latar belakang dan nama Organisasi pensiunan yang berbeda-beda. Melalui Kongres Persatuan Pensiunan pertama, bulan Desember 1956 di Bandung dan Kongres kedua bulan September 1957 di Solo, lahir Persatuan Pensiunan Republik Indonesia (PPRI) hasil penggabungan beberapa organisasi pensiunan.
Selanjutnya pata tahun 1961 disepakati membentuk Dewan Presidium Persatuan Pensiunan Republik Indonesia (PPRI), dipimpin oleh Soetarjo Kartohadikusumo sedangkan Pengurus Harian PPRI dipimpin oleh RT. Djoewarsa berkedudukan di Bandung dengan 7 Komisariat Daerah (Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara Tengah, dan Sumatera Utara).
Kongres Konsolidasi Persatuan Pensiunan Republik Indonesia pada tanggal 24 – 27 Juli 1962 di Yogyakarta, menyepakati bahwa PPRI sebagai wadah tunggal para pensiunan, yang selanjutnya Dewan Prsedium mengambil keputusan yang sangat penting yaitu penggunaan istilah “Pensiun” dalam nama organisasi diganti dengan “Wredatama”. Sehingga organisasi tersebut menjadi “Persatuan Wredatama Republik Indonesia” (PWRI), dan pada Tanggal 24 Juli disepakati bersama menjadi Hari Lahirnya Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI).
Perubahan atau penggantian nama ini mempunyai arti luas, karena seorang wredatama, walaupun sudah dibebaskan dari tugas-tugas kenegaraan, hakekatnya ia tidak bebas dari tugas dan kewajiban selaku warganegara. Tapi ia tetap sebagai insan pejuang bagi Negara dan Bangsa.
Press Release HUT PWRI Ke-60
Comments are closed.