Kementerian ESDM Dorong Efisiensi Energi Hadapi Krisis Energi Global
Jakarta, Businessnews Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berupaya mendorong efisiensi energi sebagai salah satu langkah dalam menghadapi krisis energi global akibat konflik geopolitik perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan.
Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM Luh Nyoman Puspa Dewi menjelaskan efisiensi energi adalah cara paling murah untuk menghadapi krisis energi yang membuat nilai keekonomian energi sangat tinggi.
“Banyak negara sudah melakukan efisiensi energi. Ini adalah satu langkah yang paling tidak dapat kita lakukan tanpa biaya,” ungkap Dewi dalam diskusi bertajuk Mid Year Economic Outlook 2022 seperti dikutip dari Antara, Selasa (02/08/22).
Pada kesempatan sebelumnya, Kementerian ESDM menyatakan harga energi dunia masih tinggi dipicu konflik geopolitik Rusia-Ukraina yang membuat minyak mentah Indonesia atau ICP menyentuh angka 104,22 dolar AS per barel, elpiji harga Aramco senilai 750 dolar AS per barel, batu bara acuan menembus harga 323,9 dolar AS per ton.
Harga energi yang tinggi terutama minyak mentah tersebut membuat nilai keekonomian bensin Rp18.000 per liter dan nilai keekonomian solar Rp19.000 per liter.
Dewi menyatakan Indonesia masih bergantung terhadap impor BBM akibat penurunan produksi dan peningkatan konsumsi BBM, sehingga beberapa daerah di Indonesia mengalami krisis BBM.
Dengan demikian, Kementerian ESDM terus berupaya meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan sekaligus tetap menjaga keseimbangan dari Trilemma Energi guna membangun energi berkelanjutan.
Penerapan Trilemma Energi dilakukan dengan cara penambahan kapasitas pembangkit, distribusi yang adil, harga listrik terjangkau, dan dapat diterima masyarakat secara andal, berkualitas dan ramah lingkungan.
Dewi juga menjelaskan Trilema Energi terdiri dari tiga komponen yang saling berhubungan dan terikat. Pertama adalah kesetaraan energi yang harus mempertimbangkan keterjangkauan dan ketersediaan.
“Tersedia di sini artinya mandiri, kita sendiri mengelola sumber energi tersebut dan tidak
tergantung dengan pihak manapun dan dikurangi ketergantungannya,” terang Dewi.
Kedua, komponen keamanan energi yang mengandung aspek aman dan dapat diandalkan.
Komponen ini mengupayakan penyediaan energi yang memperhatikan rantai pasok yang ada di dalam negeri dan luar negeri, serta menyediakan infrastruktur yang ada untuk pelayanannya.
Komponen ketiga adalah keberlanjutan lingkungan yang bersifat hijau dan bersih.
Tak hanya itu, Kementerian ESDM menyiapkan pembangunan infrastruktur berbasis energi baru terbarukan dengan menggunakan sumber energi rendah karbon, salah satunya melalui peningkatan efisiensi energi dari sisi penawaran maupun permintaan.
Baca Juga : Kominfo Resmi Normalisasi Akses Paypal
Comments are closed.