Wamen BUMN Pamer Keberhasilan Transformasi BUMN di G20
Jakarta, Businessnews.co.id – Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan BUMN memiliki banyak tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan harga terjangkau. Selain itu juga diharapkan mampu memberikan dividen bagi negara. Hal itu disampaikan dalam keynote speech di G20/OECD Corporate Governance Forum di Bali, Kamis (14/7).
Pria yang akrab disapa Tiko itu menjelaskan bagaimana dalam beberapa tahun ini, dirinya dan Menteri BUMN Erick Tohir berhasil melakukan transformasi.
“Kami berhasil memasuki era baru di BUMN dan mengakselerasi, termasuk lima transformasi, serta melakukan holding di dalam tubuh BUMN,” ungkap Tiko seperti dikutip dari siaran langsung G20/OECD Corporate Governance Forum di kanal Youtobe Kemekeu RI, Kamis (14/7).
Saat ini, jumlah BUMN hanya tersisa 41 perusahaan dari 108 perusahaan. Dari jumlah 41 perusahaan tersebut, lima diantaranya sudah berkelas dunia, yakni Mandiri, BRI, BNI, Telkom, dan Pertamina.
“Kami juga menciptakan model bisnis baru di mana kita berada pada inisiatif yang agresif, beberapa di antaranya sudah selesai seperti merger BSI, merger Pelindo dan integrasi holding ultra mikro,” ujar Tiko.
Tak hanya itu, peningkatan manajemen talenta yang ditandai dengan meningkatnya jumlah generasi muda dan perempuan di jajaran direksi BUMN menjadi salah satu upaya Kementerian BUMN untuk bisa kompetitif dalam kompetisi global. Tiko menyebut jumlah direksi muda ditargetkan 10% dan perempuan mencapai 35% pada 2023 mendatang.
Tiko menyebut, inti dari reformasi BUMN tertera dalam lima pilar utama yang meliputi, mendongkrak kontribusi terhadap nilai ekonomi dan sosial, mengusung inovasi model bisnis, meraih kepemimpinan teknologi, mendorong peningkatan investasi, serta menerapkan pengembangan talenta yang merupakan upaya konkret perseroan dalam pembangunan bangsa secara berkelanjutan.
“Tahun ini menjadi tahun pertama kami sebagai BUMN melakukan laporan keuangan dan makin transparan dengan adanya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas PP Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara,” ucap Tiko.
Tiko menambahkan, kesalahan manajemen dan GCG pada perusahaan dapat menjadi masalah, seperti yang terjadi pada Waskita Karya dan Jiwasraya. Dengan demikian, kedepan BUMN bisa memiliki mitigasi terhadap berbagai masalah yang bisa muncul, apalagi tahun ini juga selain konsolidasi keuangan, juga dilakukan konsolidasi tantangan BUMN.
Baca Juga : Tata Kelola Perusahaan jadi Kunci Keberhasilan Elnusa Tingkatkan Produktivitas
Comments are closed.