Bio Farma dan Zimbabwe Berkolaborasi Transfer Teknologi Vaksin
Businessnews Indonesia – Wakil Presiden I Republik Zimbabwe, Jenderal (Purn) Constantino Chiwenga mengunjungi Bio Farma pada Jumat (20/5/2022). Salah satu tujuan kunjungan kenegaraan ini untuk mencari potensi-potensi kerjasama dalam bidang kesehatan, khususnya dalam bidang pembuatan dan distribusi vaksin.
Kunjungan Constantino Chiwenga didampingi oleh beberapa delegasi dari Kementerian terkait di Zimbabwe, Duta Besar dari kedua negara, diterima langsung oleh Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir beserta jajaran Board of Executives, dan Jajaran Kementerian Luar Negeri, serta Kementerian Kesehatan.
Dalam sambutannya, Honesti Basyir mengatakan saat ini, kesadaran masyarakat atas kesehatan meningkat secara signifikan, terlebih sejak wabah Covid-19 muncul pada tahun 2020. Industri kesehatan menjadi leading sector untuk menerangi pandemi karena banyak negara yang menangani kondisi serius ini, termasuk Indonesia.
“Dari pandemik kita bisa belajar bahwa pandemi meninggalkan hikmah bagi kita semua bahwa kolaborasi benar-benar merupakan kunci untuk memperkuat keamanan kesehatan global,” ungkap Honesti.
Beliau menambahkan, kegiatan ini bisa menjadi upaya kolektif yang sangat besar dari Bio Farma, dimana Bio Farma dan Zimbabwe akan membahas produksi bersama produk vaksin, dan kontribusi bersama dalam hal kesehatan.
Dalam sambutannya, Wapres Zimbabwe, Constantino Chiwenga, yang sekaligus merangkap Menteri Kesehatan dan Perlindungan Anak Republik Zimbabwe mengatakan, tujuan kedatangannya ke Bio Farma adalah untuk mencari potensi kerjasama untuk memproduksi vaksin di Zimbabwe, dan Zimbabwe ingin mempelajari keberhasilan Indonesia dalam pembangunan bidang kesehatan.
“Kami sudah mengetahui bahwa Indonesia memiliki kemampuan dalam memproduksi produk obat – obatan khususnya vaksin. Dan kami berharap bahwa Zimbabwe juga suatu saat bisa memproduksi vaksin dikemuadian hari yang berkolaborasi dengan perusahaan nasional farmasi di Zimbabwe,” ungkap Constantino Chiwenga.
Ia berharap, kedepannya akan ada kesepakatan untuk bertukar informasi dan teknologi antara Bio Farma dengan Zimbabwe dalam produksi dan pendistribusian vaksin. Hal ini mengingat bahwa posisi Zimbabwe yang strategis yang terletak di pusat bagian selatan benua Afrika, bisa menjadi hub untuk negara-negara yang berada disekitarnya.
Sejak tahun 2007, Bio Farma yang sudah mengirimkan produk vaksinnya ke Zimbabwe, berupa vaksin Polio, Campak, Difteri, Tetanus, Pertusis melalui United Nations Children’s Fund (UNICEF), hingga saat sudah sekitar 1,6 juta vial terikirim ke 16,9 juta dosis.
Sementara itu, sambutan dari Dubes Indonesia untuk Zimbabwe, Dewa Made Juniarta Sastrawan, mengatakan pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Zimbabwe di Harare siap untuk menindak lanjuti rencana kerjasama ini.
“Kami siap untuk membantu mengidentifikasi apa saja yang dibutuhkan dalam rencana kerjasama ini dan tentunya hasil dari kerjasama ini akan memberikan win-win solution dan Indonesia siap mengidentifikasi kebutuhan dari kedua belah pihak,” ujarnya.
Dalam Kunjungan ini, Direktur Operasi Bio Farma, Rahman Roestan memberikan penjelasan mengenai Holding BUMN Farmasi, yang saat ini sudah terbentuk sejak tahun 2020. Lebih jauh Rahman menjelaskan bahwa transfer teknologi bisa dilakukan dengan membagi peran antara Bio Farma dengan, pihak Zimbabwe.
“Bio Farma memerlukan mitra lokal di Zimbwabe yang bisa memproduksi vaksin, dengan fasilitas yang memadai, regulator (Badan POM), distribusi dan marketing. Dari pihak Bio Farma akan menyediakan teknologi transfer downstream, metode pengawasan mutu, dan Bio Farma bisa memberikan supply bulk vaksin untuk Zimbabwe,” ujar Rahman.
Rahman juga memberikan penjelasan mengenai teknologi distribusi vaksin, yang memanfaatkan Internet of Things (IoT) dengan nama Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV) yang bisa memantau pergerakan vaksin sejak dari tempat produksi hingga digunakan oleh masyarakat. (AFZ)
Comments are closed.