NCC 2024

BRI Microfinance Outlook 2022, Holding UMi Dorong UMKM Bangkit

BusinessNews Indonesia – Potensi pelaku UMKM khususnya di segmen mikro dan ultra mikro (UMi) mesti ditingkatkan, karena besarnya sumbangsih sektor tersebut terhadap perekonomian Indonesia. Penguatan dan pemulihan UMKM sekaligus menjadi cerminan kebangkitan ekonomi Indonesia yang menjadi Presidensi G20 2022 dan mengangkat tema ‘recover together, stronger together’.

Penguatan sektor UMKM khususnya sektor mikro dan ultra mikro menjadi pembahasan utama gelaran BRI Microfinance Outlook 2022, Kamis (10/02).

Kini, jumlah pelaku usaha mikro mencapai 98,7% dari UMKM di Indonesia. Kontribusi sektor usaha mikro terhadap penyerapan tenaga kerja cukup besar. Berdasarkan data Kemenkop UKM, ada 109,84 juta tenaga kerja atau 89,04% dari total tenaga kerja di sektor ini, dan menyumbang 37,35% dari PDB 2019.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam pemaparannya menjelaskan, penyaluran kredit terhadap sektor ultra mikro ini dapat mengakselerasi pelaku usaha untuk ‘naik kelas’. Dukungan kucuran modal dari Holding Ultra Mikro ini juga mendukung stimulus yang diberikan pemerintah terhadap sektor tersebut.

“Bantuan tunai yang telah kami berikan bisa tersalurkan ke sektor ultra mikro. Bantuan-bantuan ini kami berikan, sehingga tentu kalau dilanjutkan ke kredit ultra mikro, sehingga kebutuhan layanan keuangan sektor ultra mikro bisa terpenuhi. Kita juga bisa mendorong inklusi finansial dan menopang stimulus yang telah diberikan pemerintah,” ungkap Airlangga.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut misi besar dalam membawa sektor ultra mikro ‘naik kelas’ itu perlu diperkuat dengan sistem yang terintegrasi dan tata Kelola data yang cakap.

Baca Juga : Permudah Pelaku Usaha, BRI Fasilitasi Kredit Ultra Mikro

“Jadi niat baik dan tujuan mulia harus disiapkan dengan sistem yang andal dan data terintegrasi sehingga dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Bila integrasinya makin baik, bisa reach pelaku ultra mikro yang unbankable,” ucap Sri Mulyani.

Data BRI Research Institute mengungkapkan, terdapat 45 juta pelaku usaha ultra mikro di Indonesia. Sebanyak 30 juta pelaku usaha ultra mikro masih belum tersentuh oleh layanan keuangan formal.

Berangkat dari data itu, Sri Mulyani mengatakan bahwa ia percaya Holding Ultra Mikro yang terbentuk pada 13 September 2021 mampu mengangkat potensi pelaku usaha UMi. Hal ini dibarengi dengan efisiensi yang tercipta berkat konsolidasi Holding Ultra Mikro, sebagaimana tampak dari penurunan Cost of Fund (CoF) BRI Group.

Baca Juga : Memberi Makna Indonesia, BRI Cetak Laba Rp. 32,22 triliun

Pemberdayaan Ultra Mikro juga melalui pembiayaan juga berpotensi untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja, sesuai dengan target Kementerian Keuangan yang menargetkan pembiayaan terhadap 29 juta UMi pada tahun 2024 sehingga dapat menyerap 29 juta tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan serta menanggulangi kemiskinan.

Senada, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menekankan pentingnya integrasi data sebagai faktor kunci untuk memastikan strategi Holding Ultra Mikro tepat sasaran.

“Penggunaan data analytic untuk menjadi sumber Analisa kredit hingga social sehingga bisa menjadi lebih tepat sasaran. Tidak hanya kredit, BRI Group juga memberikan pemberdayaan untuk memastikan pelaku usaha ini sustainable,” ujar pria yang kerap disapa Tiko ini.

Direktur Utama BRI Sunarso menegaskan kesiapan aspek integrasi data dan sistem Holding Ultra Mikro telah memadai. Kesiapan itu bersanding dengan aspek likuiditas dan permodalan yang kuat untuk melakukan ekspansi ke sektor ultra mikro.

“Kami bentuk Holding Ultra Mikro dengan melalui proses rights issue. Di tengah situasi yang tidak mudah, aksi korporasi BRI tersebut dapat terserap Rp95,9 triliun sehingga hal tersebut menyebabkan dari sisi likuiditas dan permodalan BRI yang semakin kuat. Ke depan, BRI punya kemampuan untuk tumbuh secara agresif dengan ekosistem yang telah terintegrasi,” terang Sunarso.

Pada 2022, Sunarso menargetkan ada tambahan 5 juta nasabah ultra mikro baru yang dilayani Holding. Adapun total nasabah Holding Ultra Mikro per Desember 2021 telah menembus 25,2 juta nasabah. Dalam jangka panjang, Holding Ultra Mikro memasang target bisa melayani 45 juta pelaku usaha ultra mikro sebagai nasabah pada 2024.

Comments are closed.