BusinessNews Indonesia –Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir tengah menambah porsi kepemimpinan perempuan di jajaran direksi dan komisaris perusahaan pelat merah. Kesetaraan gender, menurut dia, dapat menjadi bagian dari upaya checks and balances atau kontrol untuk menekan risiko korupsi.
“Kenapa karena ada pria, ada wanita, itu ada checks and balances. Kalau semua sama, dia pergi bersama ke sebuah tempat, kongkow-kongkow bareng, korupsi bareng,” ucap Erick dalam dalam acara Visit Integritas Forum, Selasa (18/1).
Baca Juga : Perhutani Bakal Bubarkan Anak Usaha BUMN yang Tak Hasilkan Laba!
Kesetaraan Gender merupakan salah satu langkah Kementerian untuk melakukan transformasi terhadap human capital di bbbekosistem BUMN. Erick mengatakan Kementerian menargetkan 25 persen kursi bos perusahaan pelat merah diisi oleh perempuan sampai 2023.
Berdasarkan data capaian Kementerian, realisasi perempuan menempati posisi direksi BUMN menyentuh 15 persen hingga akhir 2021. Mereka tersebar di berbagai klaster perusahaan negara, seperti di Pertamina, Bank Mandiri, BNI, Bukit Asam, ASDP, Damri, Sarinah, Hutama Karya, Bio Farma, sampai MIND ID.
Baca Juga : BUMN Holding Pangan Upayakan Nelayan Naik Kelas
Selain mengejar target kesetaraan gender, Erick mendorong keterlibatan milenial di bawah usia 42 tahun untuk memimpin BUMN. “Untuk generasi muda, sekarang sudah mencapai 5 persen dan pada 2023 akan sampai 10 persen,” ujar Erick.
Erick menambahkan, Kementerian memiliki berbagai fondasi untuk memperbaiki sistem BUMN agar mencegah terjadinya praktik lancung. Dia melihat korupsi bisa terjadi karena proses bisnis dalam satu perusahaan tidak berjalan dengan baik.
Dengan kehadiran generasi muda, ia meyakini proses bisnis di perusahaan akan lebih sehat karena ada ide-ide segar. “Kalau bisnis model baru, yang paling mengerti adalah anak muda. Kami ingin mengubah mindset (lama) melalui kerja sama dengan anak muda,” terang Erick. (TN)
Comments are closed.