Erick Thohir Merger BUMN Manufaktur, Barata Indonesia Siap Memimpin
BusinessNews Indonesia – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana akan meleburkan ( merger ) perusahaan pelat merah di sektor manufaktur. Dalam skemanya, PT Barata Indonesia (Persero) akan menjadi entitas yang menerima penggabungan (surviving entity).
Rencana merger BUMN manufaktur tersebut disampaikan Direktur Utama PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PTPPA, Yadi Jaya Ruchandi saat rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI. Dalam kesempatan itu, Yadi menjelaskan tujuan merger untuk mengembalikan bisnis inti (core business) masing-masing perusahaan manufaktur dan Engineering-Procurement-Construction (EPC).
Baca Juga : Sah, Kementerian BUMN Merger Enam BUMN Pangan, Ini Jajaran Direksi
Khusus untuk Barata Indonesia akan difokuskan pada industri manufaktur. “Kita akan coba merger antara BUMN manufaktur, jadi Barata kita usulkan sebagai surviving entity,” jelas Yadi, Selasa (14/12).
Dalam hal ini, Proses merger dilakukan pasca Kementerian BUMN selaku pemegang saham sudah melakukan semua tahapan restrukturisasi keuangan Barata Indonesia. Kini, perseroan telah menerima pengesahan perdamaian antara perseroan dengan debitur (homologasi) dalam PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang) sejak 6 Desember 2021 lalu.
Selain itu, setelah PKPU berakhir, Barata Indonesia kembali masuk ke kembali kepada core business-nya. Langkah itu sekaligus menekan kerugian berarti akibat adanya pembengkakan anggaran (cost overrun) sejumlah proyek yang pernah dijalankan perusahaan.
Baca Juga : Pelindo Resmi Merger, Begini Susunan Komisaris Hingga Direksinya
“Back to manufacturing, tidak ada lagi sebelumnya masuki EPC yang akhirnya banyak cost overrun dan banyak proyek yang tidak terselesaikan. Jadi kita minta kembali mereka back to core sehingga bisa memperkuat market yang dituju,” pungkasnya. (TN)
Comments are closed.