NCC 2024

Bertemu GMKI, Erick Thohir : Kritik Itu Boleh, yang Penting Bukan Fitnah

BusinessNews Indonesia– Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menggelar pertemuan dengan pengurus pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) di Kantor Kementerian BUMN, Selasa (14/12).

Dalam pertemuan tersebut Menteri BUMN dan GMKI saling bertukar pikiran membahas peran anak muda dalam membangun BUMN dan peran BUMN dalam mengatasi permasalahan lingkungan dan pengembangan UMKM di Indonesia.

Ketua Umum GMKI, Jefri Gultom memaparkan, populasi usia produktif (17-30 tahun) bakal mencapai 82 juta orang pada tahun 2022. Menurutnya, bonus demografi dan luas wilayah daratan lautan menjadi pasar yang menguntungkan bagi BUMN dari sisi produk BUMN itu sendiri.

“Melalui pemanfaatan dana CSR, BUMN memiliki peranan penting dalam menciptakan anak muda yang profesional dan memiliki daya saing. Harapan besar kita, anak muda kreatif dapat membuat produk dalam negeri yang berkualitas,” ucap Jefri Gultom, Selasa (14/12).

Baca Juga : Hadapi Tantangan Global, Erick Thohir Sebut Indonesia Butuh Superhero ?

Dalam pertemuan ini, Erick Thohir menyampaikan bahwa fokus kerja BUMN lebih dominan untuk memperkuat sektor tenaga kerja dan bisnis dengan menitik-beratkan kemampuan pemuda yang melek terhadap teknologi.

Tak hanya itu, Erick Thohir memberikan nasihat mengenai perkembangan dinamika kemahasiswaan dan demokrasi di tanah air belakangan ini. Menurutnya, siapa pun, khusunya mahasiswa, berhak menyuarakan kritiknya. Namun, kritik tersebut harus berlandaskan fakta. Alias bukan fitnah.

Baca Juga : Bukan Tentang Keuangan, Erick Thohir Minta BUMN Berikan ini!

“Dalam negara demokrasi, kritik itu boleh-boleh saja, terbuka saja bagi perkembangan demokrasi,” ucap Erick.

“Yang penting berdasarkan data dan fakta. Bukan fitnah,” jelasnya.

Dalam hal ini, GMKI menyampaikan bahwa pihaknya akan tetap menjadi mitra kritis pemerintah dan sahabat solutif bagi masyarakat sebagai bentuk upaya mengawal proses-proses demokrasi agar tetap berada pada jalur yang seharusnya.

“Mahasiswa itu mitra kritis pemerintah pak menteri, kebijakan keliru kita kritisi dan kebijakan benar, perlu kita apresiasi,” ungkap jefri. (TN)

Comments are closed.