RNI Targetkan Produksi Gula Tebu 280 Ribu Ton di Tahun 2022!
Jakarta, BusinessNews Indonesia– PT Rajawali Nusantaran Indonesia (Persero) menargetkan peningkatan produksi gula tebu pada tahun 2022 menjadi 280 ribu ton dari hasil produksi 2021 sebesar 230 ribu ton. Direktur Utama RNI, Arief Prasetyo Adi, mengatakan, target produksi itu akan ditempuh melalui target penanaman tebu dengan area total 40 ribu hektare (ha) oleh RNI.
“Ini target yang diberikan oleh pemerintah kepada kita khusus untuk penanaman tebu,” kata Arief dikutip, Senin (6/12).
Selain yang diproduksi khusus oleh RNI, perseroan juga telah menjalin kerja sama dengan swasta untuk penanaman tebu seluas 11 ribu hektare. Adapun, perusahaan pelat merah lain yang turut memproduksi tebu yakni Holding PT PTPN III (Persero) dengan target luas penanaman 7.900 ha.
Lebih lanjut, Arief menjelaskan, RNI sebagai Ketua BUMN Klaster Pangan akan menyiapkan program tebu dari hulu ke hilir antar BUMN. Pendanaan penanaman tebu akan disiapkan oleh fasilitas kredit dari PT Bank BRI (Persero).
Disamping itu, penyediaan benih, pupuk, hingga sistem penggunaan pupuk akan dikelola secara terintegrasi antar BUMN. PT Pupuk Indonesia (Persero) bakal bertugas mendampingi petani dalam penggunaan pupuk dalam proses budidaya tebu.
“Kita (BUMN) semua akan berkolaborasi. Ketika berjalan nanti ada PT Jasindo sebagai asuransi gagal panen dan PT Askrindo untuk gagal bayar. Kita semua berkolaborasi,” kata Arief.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong kerja sama antara perusahaan pelat merah bersama industri gula swasta dalam mendorong peningkatan produksi gula tebu dalam negeri. Kerja sama dalam komoditas gula sangat dibutuhkan pemerintah agar dapat mencapai swasembada gula nasional.
“Tidak bisa lagi Kementerian, BUMN, industri dan privat sektor berjalan sendiri. Harus bisa kita melakukan upaya-upaya bersama,” kata Syahrul seperti dikutip dalam keterangan resminya, Senin.
Baca Juga : PT RNI jadi Tuan Rumah National Sugar Summit 2021
Syahrul mengatakan, penguatan industri gula juga tidak hanya terkait perspektif lahan. Namun juga perlu peningkatan produktivitas dengan mengganti varietas, strategi industri, revitalisasi pabrik gula, industri produk turunan, serta membuat benchmark kepada negara yang sudah sukses memproduksi gula.
Di tengah pandemi ini, kebutuhan pangan Indonesia ke depan harus terus diupayakan untuk tidak tergantung dengan importasi. Karenanya, perlu ada upaya maksimal dari para stakeholder dengan mengedepankan kolaborasi dan aksi nyata untuk mewujudkan kemandirian pangan melalui kolaborasi dan inovasi. (TN)
Baca Juga : PT RNI Dorong Peningkatan Kemitraan Petani dengan BUMDes
“Kita harus mandiri, tidak boleh tergantung terus dengan importasi yang besar di gula. Kalau impor terus kapan negara ini bisa lebih mandiri,” ucapnya.
Mengenai perluasan lahan perkebunan tebu, Sekretaris Jenderal Kementan, Kasdi Subagyono mengatakan, pihaknya melakukan upaya untuk bisa menelisik lebih jauh potensi kesesuaian dan kapabilitas lahan untuk tebu.
“Kami telah melakukan pemetaan di beberapa pulau untuk perluasan tebu berdasarkan kesesuaiannya,” kata dia.
Ia menambahkan, Kementerian Pertanian juga siap bersinergi bersama BUMN untuk mengidentifikasi lebih jauh dan mencocokan rencana BUMN untuk mengembangkan area-area baru. “Sehingga kami dapat membuat data spasial yang lebih konkrit untuk bisa dimanfaatkan,” tambahnya. (TN)
Comments are closed.