Menlu Sebut Presidensi G20 oleh Indonesia sebagai Bentuk Kepercayaan
Jakarta, BusinessNews Indonesia – Retno LP Marsudi, Menteri Luar Negeri (Menlu), mengatakan bahwa terpilihnya Indonesia sebagai Presidensi G20 merupakan bentuk kepercayaan. Hal ini juga sekaligus tanggung jawab yang besar bagi bangsa Indonesia.
Meski demikian, Retno yakin dan percaya bahwa Indonesia mampu menunaikan kepercayaan dan tanggung jawab tersebut.
“Ini tentunya merupakan kepercayaan tetapi pada saat yang sama juga merupakan sebuah tanggung jawab besar bagi Indonesia. insyaallah yang akan kita tunaikan sebaik mungkin.” Tegas Retno dalam konferensi pers secara virtual, dikutip pas Rabu (15/9).
Nantinya, serah terima Presidensi G20 akan dilakukan saat pelaksanaan KTT G20 di Roma, Italia, pada 30-31 Oktober 2021. Nantinya, Indonesia akan melakukan rangkaian kegiatan Presidensi G20 Indonesia 2022 mulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022.
Baca juga: Presiden Akan Terbang ke Italia hadiri KTT G20
Selain itu, Retno turut menjelaskan perkiraan situasi dunia pada 2022 mendatang. Dunia diperkirakan belum sepenuhnya keluar dari pandemi Covid-19. WHO menyampaikan harapan di akhir 2021, agar setrap negara bisa memvaksin hingga 40% populasinya dan 70% pada pertengahan 2022.
“Sementara itu, dari aspek ekonomi, saya hanya ingin mengambil data dari IMF misalnya. Tahun lalu, 2020, ekonomi dunia turun hingga minus 3,2% dan tahun ini terdapat tren positif pertumbuhan yang diperkirakan mencapai 6%. Dan tren ini diharapkan akan berlanjut pada tahun 2022.” Ungkapnya.
Retno turut mengungkapkan prediksinya bahwa masih terdapat kerentanan dan kekhawatiran pertumbuhan belum akan merata. Dari sisi geopolitik, bahkan diperkirakan rivalitas antara kekuatan besar masih akan berlanjut dan defisit kepercayaan masih menonjol.
Baca juga: Punya Nikel Terbesar, RI Disebut Punya Posisi Strategis dalam Industri Baterai
“Dengan latar belakang situasi dunia seperti yang saya sampaikan secara singkat tadi, maka selama keketuaan Indonesia, spirit utamanya adalah pulih bersama. Untuk pulih bersama diperlukan spirit solidaritas, kerjasama, kolaborasi, kemitraan dan inklusivitas.” terang Retno. (W/ZA)
Comments are closed.