Meski Perekonomian Membaik, Presiden Ingatkan Tetap Waspada
Jakarta, BusinessNews Indonesia – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa sejumlah indikator perekonomian nasional telah menunjukkan hal positif. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021 mencapai 7,07 persen.
Di sisi lain, presiden juga menuturkan bahwa angka inflasi relatif terkendali di angka 1,5 persen. ketika dibandingkan dengan sejumlah negara lain, maka inflasi RI relatif lebih terjaga.
“Alhamdulillah di kuartal pertama 2021 dari minus 0,7 (persen). Di kuartal kedua kita bisa sudah meloncat ke 7,07 (persen).” Tutur presiden, dikutip dari kanal Youtube Sekretariat Presiden (29/8).
Presiden juga menyebutkan sejumlah indikator ekonomi yang juga menunjukkan perbaikan. Salah satunya nilai ekspor yang pada kuartal kedua melonjak 31,8 persen. nilai tersebut terdorong ekspor sektor pertanian yang naik cukup signifikan.
Baca juga: Sukses Cetak Laba Hingga Rp12,54 Triliun, KemenBUMN Apresiasi Pertumbuhan Positif BRI
“Saya kira ini membuat kita optimistis,.” Ujar Mantan Gubernur Jakarta itu.
Selain itu, konsumsi masyarakat selama kuartal kedua tercatat di angka 5,9 persen dan investasi tumbuh 7,5 persen. Sementara itu, Indeks Kepercayaan Pemerintah juga turut naik di angka 115,6 dibandingkan sebelumnya yang hanya 97,6.
Presiden menyebut bahwa kondisi tersebut menunjukkan optimisme masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Meski demikian, ia memastikan bahwa pemerintah akan terus berupaya mengendalikan pandemi melalui keseimbangan gas dan rem antara penanganan kesehatan dan ekonomi.
“Ini juga kepercayaan konsumen, kepercayaan publik, kepercayaan masyarakat kelihatan dari indeks-indeks seperti ini yang angkanya selalu kita peroleh apabila surveinya selesai. Artinya ada optimisme, arahnya positif.” Ujarnya.
Namun, Presiden Jokowi tetap menekankan agar tetap waspada dan hati-hati karena pandemi Covid-19 belum berakhir dan sulit diprediksi.
Baca juga: Kadin Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 3.5-5 Persen Tahun Ini
“Tetapi juga kita tetap harus berada pada posisi kehati-hatian, kewaspadaan karena memang sekali lagi sulit dihitung dan sulit dikalkulasi.” Pungkasnya. (W/ZA)
Comments are closed.