Dolar AS Menguat Didorong Data Tenaga Kerja
Jakarta, BusinessNews Indonesia – Mata uang Dolar AS kembali menguat pada akhir perdagangan kemarin setelah rilis data tenaga kerja akhir pekan lalu. Penguatan itu terjadi di tengah pelemahan Euro dan Pound Sterling Inggris.
Berdasarkan data, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama menguat 0,16 persen menjadi 92,9410 pada Senin (9/8) kemarin.
Dikutip dari Bisnis (10/8), Euro turun menjadi 1,1741 dolar AS dari 1,1758 dolar di hari sebelumnya pada penutupan perdagangan di New York. Sementara itu, Pounds Inggris turun menjadi 1,3852 dolar dari 1,3877 dolar AS di hari sebelumnya. Dolar Australia juga ikut turun menjadi 0,7335 dolar AS dari 0,7352 dolar.
Baca juga: Luhut Tegaskan Pemerintah Terus Tingkatkan Testing dan Tracing di Jawa-Bali
Sementara itu, ketika dolar AS dibeli pada 110,28 yen Jepang, lebih tinggi 0,08 yen dari hari sebelumnya. Sementara dengan franc Swiss, dolar AS naik 0,005 franc Swiss dar dan naik 0,003 terhadap dolar.
Terpantau, pada Jumat lalu, indeks dolar pun melonjak 0,58 persen. Hal ini terjadi setelah data laporan ketenagakerjaan AS bulan Juli menunjukkan lebih kuat dari yang perkiraan yang ada.
Jumat malam (6/8), Departemen Tenaga Kerja AS merilis data periode Juli 2021. Data itu menunjukkan bahwa NFP naik menjadi 943.000 pekerja dari sebelumnya 938.000 pekerja.
Sedangkan tingkat pengangguran juga turun menjadi 5,4 persen dari bulan sebelumnya 5,9 persen. Upah per jam sudah mencapai 0,4 persen, sama seperti bulan sebelumnya. (W/ZA)
Baca juga: Kalahkan Samsung dan Apple, Xiaomi Kuasai Pasar Indonesia
Comments are closed.