Kemenperin Targetkan Investasi Manufaktur Capai Rp 323,56 Triliun Tahun Ini

Jakarta, BusinessNews IndonesiaKementerian Perindustrian (Kemenperin) menetapkan target investasi pada sektor industri manufaktur tahun ini sebesar Rp 323,56 triliun. Jumlah itu tercatat naik Rp 58,28 triliun dari target tahun lalu.

Target tersebut ditetapkan berdasarkan asumsi pandemi Covid-19 yang terkendali melalui vaksinasi. Selain itu, target dibuat sejalan dengan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas yang diperkirakan naik menjadi 3,95 persen pada tahun ini.

“Investasi akan menjadi faktor penggerak pertumbuhan sektor industri.” tutur Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, (27/4).

Dalam kesempatan tersebut, Ia turut menerangkan sejumlah strategi yang dapat menarik investor. Detailnya akan mencakup program pembangunan kawasan industri terintengrasi, pengembangan sektor padat karya dan pengembangan ekonomi digital.

“Hal ini sesuai program prioritas yang ada di dalam roadmap Making Indonesia 4.0.” tambahnya.

Baca juga: Sandiaga Catat Kenaikan Kunjungan Wisatawan di Sejumlah Wilayah

Menurutnya, Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi. Hal tersebut sejalan dengan niat pemerintah dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan berbagai insentif menarik.

“Salah satu wujud nyata dukungan pemerintah yakni menerbitkan Undang-Undang Cipta Kerja. Tentunya ini dapat mempermudah izin usaha dan memberikan kepastian hukum bagi para pelaku industri di Tanah Air.” ujarnya.

Berdasarkan data BKPM, selama kuartal I 2021, nilai investasi yang direalisasikan industri pengolahan mencapai Rp 88,3 triliun. Jumlah tersebut naik 38 persen dibanding periode sama tahun lalu yang hanya Rp 64 triliun.

“Dari Rp 88,3 triliun tersebut. Sektor manufaktur memberikan kontribusi signifikan hingga 40,2 persen terhadap total nilai investasi di Indonesia yang mencapai Rp 219,7 triliun.” kata dia.

Setidaknya terdapat dua sektor manufaktur yang memiliki performa gemilang dalam menggelontorkan dananya sepanjang kuartal pertama tahun ini.  Sektor itu adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya mencapai Rp 27,9 triliun atau berkontribusi sebesar 12,7 persen. Kemudian disusul industri makanan sebesar Rp 21,7 triliun atau menyumbang 9,9 persen ke total realisasi investasi. (W/ZA)

Comments are closed.