Gali Potensi 12 GW Listrik, Pemerintah Akan Bangun Panel Surya Terapung

BusinessNews Indonesia – Pemerintah berencana untuk membangun panel listrik tenaga surya terapung di daerah waduk dan danau terlantar untuk dapat mengurangi emisi dari emisi gas rumah kaca yang dihasilkan energi fosil.

“Kami manfaatkan waduk-waduk ataupun danau-danau yang saat ini idle untuk kemudian dipasang floating solar photovolatic (PV),” tutur Andriah Feby Misna, Direktur Bioteknologi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, dikutip dari Republika (9/3).

Dia mengatakan bahwa pengembangan ladang listrik terapung dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan dan menghasilkan energi yang ramah lingkungan. Hal tersebut sangat berpotensi untuk dilakukan karena mengingat potensi sinar matahari di Indonesia berlangsung sepanjang tahun. Ia juga menuturkan bahwa potensi listrik surya terapung di Indonesia ketika mampu digali mencapai 12 Giga Watt (GW) tersebar di 28 lokasi.

Perincian persebaran potensi listrik tersebut yaitu pulau Sumatera tersebar di tiga lokasi dengan potensi 7,15 GW, Jawa dan Bali sebesar 1,9 GW yang tersebar di 13 lokasi, Kalimantan memiliki potensi 26,7 Mega Watt (MW) di satu lokasi dan terakhir di Sulawesi sebesar 2,9 GW yang tersebar di enam lokasi.

Potensi lainnya ada di wilayah Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara yang memiliki potensi ladang listrik surya terapung sebesar 39,4 MW yang tersebar di lima lokasi.

“Potensi ini cukup besar karena Indonesia punya banyak waduk dan danau yang selama ini tidak termanfaatkan dengan baik,” tambahnya.

Baca juga: Perekonomian Mulai Tumbuh, Pemerintah Pangkas 50 Persen Diskon Tarif Listrik

Selain itu, pemerintah turut mendorong perusahaan-perusahaan tambang untuk melakukan pemanfaatan lahan reklamasi bekas tambang untuk lokasi PLTS skala besar. bahkan, pemerintah menargetkan listrik surya dari pemanfaatan lahan bekas tambang mencapai 10,7 GW pada tahun 2025.

Sejauh ini, sudah ada PT Bukit Asam (Persero) Tbk, emiten BUMN batu bara, yang berencana mengembangkan bisnis listrik surya berdaya 200 MW di lahan bekas tambang mereaka. Sejumlah perusahaan tambang swasta terpantau mengikuti hal serupa dalam pengembangan energi ramah lingkungan.

“Indonesia punya pekerjaan berat untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 314 hingga 398 ton karbondioksida pada tahun 2030. Salah satu upayanya adalah melalui pengembangan energi baru dan terbarukan,” pungkasnya.(W/ZA)

Baca juga: PT PPI dan Petrokimia Gresik Kerjasama Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Comments are closed.