Proses Panjang Vaksin “Merah Putih”, Kemungkin Selesai Produksi Tahun 2020
BusinessNews Indonesia – Dalam penanganan Covid-19, Indonesia tengah mengembangkan dua vaksin. Pertama dikembangkan oleh PT Bio Farma dan perusahaan asal China Sinovac. Kedua yang dikembangkan mandiri oleh LBM Eijkman, BPPT, dan beberapa lembaga lainnya yang disebut sebagai vaksin merah putih.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Prof. Amin Soebandrio mengatakan saat ini perkembangan vaksin merah putih telah mencapai 40%, dan ditargetkan sekitar Februari-Maret 2021 dapat dilakukan penyerahan bibit vaksin kepada industri.
Amin mengatakan vaksin yang dikembangkannya berasal antigen terbaik dari virus yang tersirkulasi di Indonesia, dan telah dilakukan amplifikasi gen, serta sudah dilakukan kloning dan masuk ke sel protein yang dominan.
“Mudah-mudahan dalam tiga bulan ke depan kami bisa melakukan uji coba ke hewan untuk mencapai target, dan kemajuan yang ada saat ini sesuai dengan target,” kata Amin seperti yang dilansir CNBC Indonesia, Kamis (13/08/2020).
Meski ditarget rampung pertengahan 2021, Amin menyebut bahwa terdapat langkah-langkah Panjang yang perlu dilaluinya. Ungkapnya, uji klinis baru bisa dilakukan ketika diserahkan ke industri Bio Farma, karena dalam uji klinis harus di tempat yang memiliki Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan itu hanya dimiliki industri. Setelah diserahkan pada Bio Farma maka baru bisa dilakukan uji klinis pertama hingga ketiga, kemudian 1 tahun setelah penyerahan dapat mulai diproduksi.
“Kalau semua selesai akhir 2021, maka bisa diproduksi pada 2022,” kata Amin.
Menurutnya, Saat ini yang menjadi tantangan terberat dalam pengembangan vaksin merah putih adalah pengadaan reagen. Biasanya pengadaan reagen hanya membutuhkan waktu 2 minggu, namun dengan kondisi ini bisa sampai 6-8 minggu sehingga harus lebih bersabar.
Dia menegaskan terlalu dini untuk mengatakan vaksin merah putih bisa diproduksi pertengahan 2021, karena harus dipastikan keamanan dan efektivitasnya. Ketika nanti uji klinis memasuki fase tiga, maka akan melibatkan ribuan orang dan membutuhkan waktu 3-6 bulan untuk melakukan uji klinis fase 3.
“Kami mau memastikan vaksin ini memiliki keamanan tinggi dan efikasi tinggi, sehingga uji klinis yang dilakukan harus sesuai dengan peraturan,” paparnya.
Sebagai informasi tambahan, dua kandidat vaksin corona ini memiliki perbedaan. Dalam catatan detik.com Minggu (8/8/2020), Perbedaan utamanya adalah platformnya. Kalau Sinovac menggunakan satu virus kemudian diperbanyak di lab lalu virus itu dipisahkan dan dilakukan inaktivasi (inactivated vaccine) setelah itu diformulasikan agar aman bagi manusia. Jadi vaksin yang diberikan adalah keseluruhan virus.
Sementara vaksin Merah Putih adalah sub unitnya. Tidak seluruh virusnya, hanya bagian-bagian tertentu dari virus yang dianggap penting kemudian diperbanyak dan dijadikan antigen. (Ed.ZA/BusinessNews/CNBC-detik).
Comments are closed.