Mark Dynamics Bukukan Laba 14,65 Persen pada Kurtal II
BusinessNews Indonesia – Emiten yang bergerak dalam pembuatan produk porselen cetakan sarung tangan PT Mark Dynamics Indonesia Tbk membukukan pertumbuhan laba kuartal II 2020 sebesar 14,65 persen menjadi Rp51,72 miliar di saat pandemi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp45,11 miliar.
Presiden Direktur PT Mark Dynamics Indonesia Tbk Ridwan Goh dalam pernyataan di Jakarta, Kamis, (30/07/2020), mengatakan pencapaian perusahaan berkode emiten MARK itu merupakan keberhasilan perseroan menjaga tingkat efisiensi serta mempertahankan kualitas produk sesuai dengan permintaan pelanggan.
“Pencapaian laba ini didukung dengan strategi produksi dan efisiensi perseroan sepanjang kuartal II tahun 2020 di tengah pandemi COVID-19,” ujar Ridwan Goh.
Perusahaan yang berdomisili di Kawasan Industri Medan Star, Deli Serdang, Sumatera Utara, itu berhasil membukukan penjualan sebesar Rp192,63 miliar pada kuartal II 2020, meningkat sebesar 9,57 persen jika dibandingkan dengan kuartal II 2019 sebesar Rp175,8 miliar.
Perseroan pun menjaga marjin laba kotor di 41,31 persen dengan nilai sebesar Rp79,57 miliar dan marjin laba bersih di 26,84 persen.
Melalui Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral, Nomor 08 Tahun 2020, pemerintah resmi menurunkan harga gas industri menjadi 6 dolar AS per million british termal units (mmbtu). Terdapat 7 (tujuh) sektor industri yang bisa menikmati penurunan harga gas tersebut, yaitu pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, kaca dan sarung tangan karet.
Penurunan harga gas tersebut tentunya memberikan dampak yang baik bagi perusahaan, dikarenakan komposisi biaya bahan bakar gas terhadap biaya produksi mencapai 10 persen sampai dengan 15 persen.
Selanjutnya, seiring meningkatnya kebutuhan sarung tangan di tengah pandemi COVID-19 yang sedang merebak di berbagai negara dan dinyatakannya sebagai pandemi global oleh organisasi kesehatan dunia WHO, telah meningkatkan kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya kesehatan, mengakibatkan pertumbuhan pabrik sarung tangan di negara Amerika Serikat, China dan Afrika Selatan dapat dikatakan cukup pesat.
Salah satu strategi MARK untuk mengejar pertumbuhan penjualan adalah perseroan senantiasa menambah pelanggan baru. Pada Mei 2020 lalu terjadi permintaan cetakan sarung tangan dengan kapasitas produksi yang besar yang berasal dari tiga pelanggan baru asal China.
Ketiga pelanggan baru tersebut telah menyepakati sales contract atau kontrak dagang dengan MARK. Pengapalan unit cetakan sarung tangan tersebut dilakukan pada sepanjang Juni 2020 sampai dengan Oktober 2020.
Dengan kontrak dagang tersebut, maka kontribusi pasar ekspor ke China diperkirakan akan meningkat 20 – 25 persen.
Ridwan Goh menuturkan selama kuartal II 2020, kinerja penjualan ekspor tidak mengalami hambatan, dengan komposisi penjualan ekspor sebesar 95 persen dan penjualan lokal sebesar 5 persen.
Tren permintaan sarung tangan sepuluh tahun terakhir konsisten dengan pertumbuhan CAGR sebesar 10 sampai 12 persen dan di tengah pandemi COVID-19 telah mengalami peningkatan hingga 16 persen, sehingga permintaan sarung tangan dunia telah melebihi kapasitas produksi yang tersedia.
Hal itu berbanding lurus dengan bisnis perseroan dimana permintaan cetakan sarung tangan telah terpenuhi sampai dengan akhir kuartal I 2021. Kapasitas Perseroan yang semula 700.000 unit per bulan di 2020 tidak mencukupi permintaan cetakan sarung tangan yang begitu agresif, sehingga saat ini perseroan dalam tahap peningkatan kapasitas menjadi 780.000 unit per bulan di kuartal III 2020 guna memenuhi permintaan tersebut.
“Proyeksi penjualan dan laba bersih Perseroan di tahun 2020 akan mengalami peningkatan yang signifikan di tengah situasi pandemi Covid-19 dan perseroan akan mencapai marjin yang lebih baik seiring dengan meningkatnya kapasitas produksi perseroan,” ujar Ridwan Goh. (ed.AS/businessnews.co.id/antaranews)
Comments are closed.