NCC 2024

Penjurian GRC and Performance Exellence Award 2020: Pacu Kinerja Konstruksi, Brantas Abipraya Terapkan BIM

BusinessNews Indonesia – Dalam rangka meningkatkan pembangunan kinerja konstruksi, PT Brantas Abipraya (Persero) menyokong Sumber Daya Manusia (SDM) dalam penguasaan teknologi berupa Building Information Modelling atau masyhur dikenal dengan BIM untuk mempercepat pembangunan infrastruktur.

Hal itu disampaikan langsung oleh Miftakhul Anas selaku Corporate Secretary perusahaan dalam acara Presentasi dan Wawancara dengan Juri GRC and Performance Exellence Award 2020. Acara yang diadakan oleh Majalah BusinessNews Indonesia dan bekerjasama dengan CEO Forum dan didukung oleh para pakar dan profesional bidang GCG, Strategic Management, Finance, Banking, Insurance, ICT, Riset & Inovasi serta Dewan Juri GRC & Performance Excellence Award 2020, serta didukung oleh beberapa perusahaan konsultan GCG dan Manajemen Risiko serta Manajemen Kepatuhan ini diselenggarakan secara online pada tanggal 08/07/20.

Menurut Anas, penerapan BIM pada tahun 2020 ini untuk semua proyek Abipraya dengan membentuk Tim BIM Task Force pada Divisi Operasi 1, 2 dan 3. Tim tersebut dibentuk dengan tujuan untuk mengawal proses tender. Sementara pada pelaksanaannya, tim Task Force akan memberikan pemahaman BIM kepada pelaksana dengan cara pendampingan pada masa awal proyek.

Digitalisasi dalam pelaksanaan tersebut juga menerapkan konsep lean construction yang lagi-lagi aplikasinya memanfaatkan data BIM. Metode lean construction tersebut difokuskan untuk menghilangkan aktivitas yang kurang penting untuk dilakukan atau dianggap sebagai pemborosan. Dalam hal ini langsung memberikan efek positif pada ketepatan waktu penyelesaian, kualitas, dan biaya operasional yang dikeluarkan.

Selain itu, perusahaan yang memiliki visi “Menjadi perusahaan terpercaya dalam industri konstruksi” ini juga menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang disingkat TARIF. Yaitu Transparancy, Accountability, Responsibility, Independency, Fairness.

Transparancy; yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan & transparansi informasi. Accountability; kejelasan fungsi, struktur, system dan pertanggungjawaban elemen perusahaan. Responsibility; kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku. Independency; Perusahaan dikelola secara profesional tanpa ada benturan kepentingan dan tanpa tekanan atau intervensi dari pihak manapun. Adapun Fairness; adalah perlakuan yang adil dalam memenuhi hak stakeholder sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Maka wajar bila hasil penilaian assessment penerapan GCG terus mengalamai peningkatan. Tahun 2020 ini mendapuk kualitas ‘Sangat Baik’, atau dengan skor 88,5 persen, naik dari tahun 2019 dengan angka 88 persen. Dari sisi penilaian asesmen Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) pun mengalami peningkatan, yakni dengan skor 575,25 (2020) dari 569,75 (2019).

Dalam presentasi penjurian tersebut, Wahyu Herry selaku manager risk perusahaan juga menjelaskan bahwa Brantas Abipraya memiliki strategi manajemen risiko diantaranya; Petama, Dalam pengelolaan Manajemen Risiko, perusahaan menerapkan prinsip-prinsip GCG dan kebijakan internal. Kedua, Pengelolaan Risiko ditujukan agar seluruh jajaran perusahaan memiliki budaya peduli risiko dan harus dikomunikasikan secara efektif. Ketiga, Pengembangan budaya peduli risiko diwujudkan dengan pengembangan lingkungan/tata Kelola yang kondusif dan framework pengelolaan risiko yang yang efisien dan efektif. Dan kelima, Setiap kepala unit bertanggungjawab untuk memahami dan menerapkan manajemen risiko secara terbuka, pro aktif, efektif dan efisien di unitnya.

Adapun dari segi kepatuhannya, Brantas Abipraya sudah memperoleh sertifikasi ISO 37001: 2016, karena harus memperolehnya sebelum tanggal 17 Agustus 2020 mendatang. Oleh karena, itu dengan apa yang sudah dilakukan oleh Brantas Abipraya, semoga motto “Semoga Tata Kelola yang baik menjadikan PT Brantas Abipraya semakin tumbuh dan berkembang” ini menjadi kenyataan.

Hadir sebagai dewan juri dalam acara ini diantaranya, Dr. Dewi Hanggraeni, SE, MBA, CA, CACP (Deputy Chairperson of the Indonesian Risk Professional Association), Raharjo Satrio Unggul, SE (Risk Certification Board Committee/Badan Sertifikasi Manajemen Risiko), Dr. Ir. Haryono Soeparno, MSc (Associate Professor in Computer Science, School of Computer), Dr. Pandu Patriadi, SE, MBA, MH (Chairman of Indonesian Multidisiplinary Doctoral Forum (FDM-I), Wira Perdana, BSc, MSc (CEO MB Solution, IT Expert for Enterprise Resources Planning (ERP) Integrated IT & Database System). (RB)

Comments are closed.