NCC 2024

Pandemi Corona Seret IHSG ke Dalam Jurang Penuh Kengerian

BusisnessNewsIndonesia Pandemi corona telah berdampak terhadap perekonomian dalam negeri maupun ekonomi global. Seiring dengan upaya penghentian penyebaran virus Covid-19, banyak aktivitas perekonomian yang dihentikan serta menganggu rantai pasok.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini kembali melanjutkan penurunan. Hal ini disebabkan karna pandemi corona yang semakin meluas hampir ke seluruh negara.

dan dampak yang ditimbulkan kian terasa dan membebani bursa saham global maupun Tanah Air.

Kamis (16/4/2020) pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka stagnan di level kemarin yakni 4.625,9. Pada 09.03 WIB, IHSG bergerak di zona merah dengan koreksi sebesar 1,47% ke level 4.557,967.

Dini hari tadi, Wall Street kembali ditutup dengan wajah murung. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok 1,9%, S&P 500 turun 2,2% dan Nasdaq Composite terpangkas 1,4%.

Wall Street yang bermuram durja juga direspons serupa oleh mayoritas bursa saham utama kawasan Asia pagi ini. Pada 08.45 WIB, mayoritas pasar saham Asia terbenam di zona pesakitan.

Indeks Shang Hai Composite melemah 0,48%, Hang Seng terkoreksi 0,5%, Topix turun 1,08%, KOSPI jatuh 0,52%, Straits Times ambles 0,3% dan KLCI jebiok 0,33%.

Koreksi harga saham yang terjadi di bursa global tak lepas dari sentimen negatif yang datang dari rilis data ekonomi Negeri Paman Sam. Kemarin, Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) merilis data penjualan ritel bulan Maret.

Mengacu pada data pemerintah AS, penjualan ritel di bulan Maret mengalami kontraksi 8,7%. Jika melihat angkanya, ini merupakan kontraksi bulanan terbesar, bahkan melampaui krisis keuangan global pada 2008 silam.

Tak hanya itu, rilis data ekonomi AS lain juga mengindikasikan bahwa perekonomian terbesar di planet bumi tersebut sedang goyah. Aktivitas sektor manufaktur regional New York secara tak terduga anjlok signifikan dan terdalam sepanjang sejarah ke negatif 78,2%.

Produksi industri juga ambles 5,4% dan menjadi yang terendah sejak 1946, dan sektir manufaktur juga ambrol 6,3% karena penurunan produksi otomotif sebesar 28% mengingat banyak pabrik yang tidak beroperasi selama masa pandemi.

Malam nanti juga akan ada pengumuman klaim tunjangan pengangguran AS untuk periode yang berakhir pada 11 April. Konsensus yang dihimpun Trading Economics menunjukkan bahwa klaim tunjangan pengangguran AS diperkirakan mencapai 5,1 juta orang,

Indikator-indikator tersebut sudah menunjukkan bahwa ekonomi AS sudah mulai jatuh. Hal ini membuat indeks futures Dow Jones tergelincir 140 poin pada 08.40 WIB. (RB)

Comments are closed.