Melalui TJSL, BRI Group Komitmen Terapkan Keuangan Berkelanjutan
BusinessNews Indonesia – Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Sunarso mengungkapkan bahwa perseroan fokus pada program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BUMN dalam rangka penerapan keuangan berkelanjutan.
TJSL itu berupa kegiatan yang memberikan manfaat pada ekonomi, sosial, lingkungan serta hokum & tata kelola dengan prinsip yang lebih terintegrasi, terarah, terukur dampaknya, serta dapat dipertanggungjawabkan.
Hal itu disampaikan oleh Sunarso dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mengukuhkan pemberlakuan Peraturan Menteri BUMN RI Nomor PER-05/ MBU/04/2021 tanggal 8 April 2021 tentang Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Badan Usaha Milik Negara.
Menurut Sunarso, saat ini perseroan menerapkan program tersebut melalui pembiayaan kepada pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) yang dikenal sebagai Program Pinjaman Kemitraan serta bantuan lainnya yang disalurkan dalam Program TJSL BRI Peduli.
Sunarso menambahkan, saat ini penerapan Program TJSL sejalan dengan aktivitas perseroan, di antaranya konsep Triple Bottom Line, yaitu Pro People, Pro Planet, dan Pro Profit yang mendasari program perseron selama ini ser ta strategi Environmental, Social dan Governance (ESG) dalam setiap kegiatan bisnis dan investasi
“BRI juga memiliki Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) dalam rangka memastikan keberlangsungan kinerja perusahaan,” ungkap Sunarso dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BRI secara daring, Kamis (7/10).
Tidak hanya BRI sebagai induk, Sunarso juga menegaskan bahwa BRI Group berkomitmen mengimplementasi strategi ESG. Tak terkecuali dua anggota Holding Ultramikro (UMi) yang baru, yakni PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM yang juga didorong untuk memperkuat implementasi ESG.
Sunarso menambahkan, BRI adalah grup. Maka, hal-hal yang harus diintegrasikan dan dipastikan berlaku di seluruh grup adalah visinya ingin menjadi The Most Valuable Group in South East Asia dan Champion of Financial Inclusion. Itu harus dirasakan dan didukung oleh anggota grup.
“Dalam konteks BRI sebagai konglomerasi keuangan, dan dua anggota baru PNM dan Pegadaian masuk, jadi sudah barang tentu mengikuti tata kelola grup. Karena ESG adalah tata kelola kita, nilai-nilai ESG diturunkan sampai ke perusahaan anak, cucu, dan cicit selama masih bagian dari grup,” terang Sunarso.
Pihaknya meyakinkan bahwa seluruh perusahaan anak yang menjadi bagian dari grup BRI akan juga berfokus prinsip keuangan berkelanjutan.
Komitmen BRI dalam penerapan keuangan berkelanjutan tersebut tercermin pada kinerja perseroan.
“Hingga akhir kuartal II-2021, BRI mencatat 64,5% dari total kredit atau sebesar Rp 588,6 triliun merupakan portofolio berkelanjutan yang disalurkan kepada UMKM, kegiatan bisnis berbasis energi baru dan terbarukan (renewable energy), clean transportation, green building dan lain-lain,” urai Sunarso.
Kemudian, pada sisi liabilities, perseroan pada tahun 2019 telah menerbitkan Sustainability Bond. Seluruh dana sejumlah US$ 500 juta dari hasil penerbitan tersebut digunakan untuk kegiatan yang berwawasan sosial dan lingkungan.
Dari sisi operasional, BRI telah mengembangkan berbagai inisiatif digital dalam business process re-engineering dengan harapan mampu mendukung pelestarian lingkungan melalui pengurangan penggunaan kertas dan emisi karbon. Inisiatif digital dimaksud antara lain berbentuk BRISPOT (Digital Loan Underwriting App), BRImo (Mobile Internet Banking), BRISTARS (Digital Office), BRISMART (Digital E-Learning System), serta end-to-end digital loan apps seperti PINANG dan CERIA.
“BRI konsisten dalam menerapkan komitmen untuk memperkuat implementasi ESG, sehingga mampu memberikan value berkelanjutan kepada seluruh stakeholders,” sambung dia.
Perubahan Pengurus
Sunarso menyampaikan, selain agenda mengukuhkan Permen No.5/2021 tentang Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Badan Usaha Milik Negara, RUPSLB juga memiliki agenda lain yakni perubahan pengurus BRI.
Rapat menyetujui pengalihan tugas Rofikoh Rokhim yang semula Komisaris Independen menjadi Wakil Komisaris Utama/Komisaris Independen BRI menggantikan Ari Kuncoro.
“RUPSLB kali ini mengukuhkan pemberhentian dengan hormat Pak Ari Kuncoro sebagai Wakil Komisaris Utama/Komisaris Independen,” tutur Sunarso.
Perubahan tersebut dilakukan seiring dengan surat pengunduran diri Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro, dari jabatannya sebagai Wakil Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen perseroan per 21 Juli 2021.
Hasil rapat juga menetapkan Heri Sunar yadi sebagai Komisaris Independen. RUPSLB tersebut juga mengubah nomenklatur jabatan anggota direksi perseroan, dari semula Direktur Hubungan Kelembagaan dan BUMN menjadi Direktur Bisnis Wholesale dan Kelembagaan dan Direktur Konsumer menjadi Direktur Bisnis Konsumer.
Dengan perubahan nomenklatur tersebut, maka Agus Noorsanto yang semula menjabat Direktur Hubungan Kelembagaan dan BUMN, menjadi Direktur Bisnis Wholesale dan Kelembagaan. Kemudian, Handayani semula Direktur Konsumer menjadi Direktur Bisnis Konsumer.
Sehingga susunan baru komisaris dan direksi BRI antara lain, Komisaris Utama Kartika Wirjoatmodjo; Wakil Komisaris Utama / Komisaris Independen Rofikoh Rokhim; Komisaris Independen R.Widyo Pramono. Komisaris Independen Zulnahar Usman; Komisaris Independen Hendrikus Ivo; Komisaris Independen Dwi Ria Latifa; Komisaris Independen Heri Sunaryadi; Komisaris Rabin Indrajad Hattari; Komisaris Nicolaus Teguh Budi Harjanto; dan Komisaris Hadiyanto.
Anggota komisaris yang diangkat baru dapat melaksanakan tugas dan fungsi dalam jabatannya apabila telah mendapat persetujuan dari OJK dan memenuhi ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
Sementara itu, jajaran direksi BRI terdiri dari Direktur Utama Sunarso; Wakil Direktur Utama Catur Budi Harto; Direktur Bisnis Mikro Supari; Direktur Bisnis Kecil dan Menengah Amam Sukriyanto; Direktur Bisnis Konsumer Handayani; Direktur Human Capital Agus Winardono.
Kemudian, Direktur Keuangan Viviana Dyah Ayu Retno K.; Direktur Digital dan Teknologi Informasi Indra Utoyo; Direktur Manajemen Risiko Agus Sudiarto; Direktur Bisnis Wholesale & Kelembagaan Agus Noorsanto; Direktur Jaringan dan Layanan Arga M. Nugraha; Direktur Kepatuhan A. Solichin Lutfiyanto.
Optimistis Capai Target
Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno mengungkapkan, sampai dengan akhir tahun ini perseroan optimistis bisa mencapai target yang ditetapkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB), yakni per tumbuhan kredit sebesar 6-7% secara tahunan (year on year/yoy). Hal tersebut seiring dengan menurunnya kasus positif Covid-19 dan mulai dilonggarkan mobilitas masyarakat.
“Pertumbuhan pinjaman kita lihat sempat ada pressure di Juli, tapi Agustus dan September mulai membaik. Estimasi kita akhir tahun masih sama, pinjaman tumbuh 6-7%,” ucap Viviana.
Selain itu, pihaknya juga mencatat kualitas aset BRI mengalami perbaikan, terlihat dari besaran kredit yang direstrukturisasi mulai melandai, terutama didorong dari segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Ini yang membuat kita meyakini (target) NPL (non performing loan) di kisaran yang sama 3,3% sampai 3,5%. Credit cost juga pada Juni masih di 3,9%, ke depan akan membaik estimasinya 3,5% sampai 3,7%,” papar Viviana. Penurunan biaya kredit dan peningkatan likuiditas perseroan terjadi karena didukung dari hasil dana rights issue yang dikantongi. Kemudian, efisiensi biaya dana juga masih diperkirakan ada perbaikan meskipun penurunannya terbatas. (ed.AS/businessnews.co.id/investor).
Comments are closed.